Sabtu, 14 Mei 2016

PENGERTIAN, JENIS, KRITERIA PEMILIHAN, DAN PENENTUAN PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN

MAKALAH KELOMPOK
“MEDIA PEMBELAJARAN”

DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS PERKULIAHAN
MATA KULIAH PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Dosen Pengampu: Ujang Khiyarusoleh, M.Pd



Disusun Oleh:
1. Maesaroh Khayati                        (40212016)
2. Nia Faoziyatin Fajrin        (40212129)
3. Liliana Astari                     (40212138)


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP ISLAM BUMIAYU
2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena limpahan rahmat-Nya kami diberi kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas mata kuliah Perencanaan Pembelajaran.
Makalah yang berjudul ‘Media Pembelajaran’ merupakan aplikasi dari kami. Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah tersebut juga untuk memberikan pengetahuan tentang media pembelajaran.
Dalam makalah ini, kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu segala saran dan kritik guna perbaikan dan kesempurnaan sangat kami nantikan.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan memberi wawasan ataupun menjadi referensi kita dalam mengetahui dan mempelajari tentang “Media Pembelajaran” yang berkaitan dengan pengertian, jenis, kriteria pemilihan dan penentuan pembuatan media pembelajaran.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya.









Bumiayu, 11 April 2014





BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
            Apabila kita perhatikan, dalam kehidupan sehari-hari banyak pihak yang memanfaatkan berbagai media untuk berbagai keperluan. Misalnya, dalam dunia bisnis banyak perusahaan yang menginginkan agar produknya laku di pasaran dengan cara melakukan promosi atau iklan dengan memanfaatkan berbagai sarana, seperti televisi, radio, surat kabar, brosur, leaflet, poster, atau media lainnya. Sarana-sarana tersebut pada dasarnya adalah media atau perantara agar informasi mengenai produknya itu dapat diserap/diterima oleh masyarakat, dan pada akhirnya masyarakat diharapkan dapat menggunakan atau membelinya. Dunia bisnis dapat dikatakan merupakan pihak yang paling banyak menggunakan media untuk keperluan-keperluan bisnisnya tersebut. Selanjutnya, tentu kita pernah memperhatikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan ole seorang guru pada saat menyajikan bahan ajar kepada para siswanya. Guru pada umumnya sering menggunakan media pembelajaran dengan tujuan agar informasi atau bahan ajar yang akan disampaikannya dapat diterima dan diserap dengan baik oleh para siswanya. sebagai wjud bahwa bahan ajar tersebut dapat diterima oleh para siswa dibuktikan dengan terjadinya perubahan-perubahan perilaku siswanya baik berupa pengetahuan, sikap maupun keterampilan.
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam penyusunan makalah ini kami mempunyai beberapa rumusan masalah antara lain:
1.      Pengertian media pembelajaran
2.      Jenis media pembelajaran
3.      Kriteria pemilihan media pembelajaran
4.      Penentuan pembuatan media pembelajaran







BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN
Dalam proses pembelajaran terdapat proses komunikasi yang berlangsung dalam suatu sistem dan di dalamnya terdapat media pembelajaran sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran tersebut. Menggunakan media dalam proses pembelajaran harus didasarkan filosofi atau alasan teoritis yang benar. Istilah media yang merupakan bentuk jamak dari medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media dikatakan pula sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi. Kata segala memberi makna bahwa yang disebut media tidak terbatas pada jenis media yang dirancang secara khusus untuk mencapai tujuan tertentu, akan tetapi juga yang keberadaannya dapat dimanfaatkan untuk memperjelas atau mempermudah pemahaman siswa terhadap materi atau pesan tertentu. Jadi apapun bentuknya apabila dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dapat disebut media.
Terkait dengan pembelajaran, media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan dan perhatian siswa untuk tercapainya tujuan pendidikan.
Dalam kegiatan pembelajaran, terdapat proses belajar mengajar yang pada dasarnya merupakan proses komunikasi. Dalam proses komunikasi tersebut, guru bertindak sebagai komunikator (communicator) yang bertugas menyampaikan pesan pendidikan (message) kepada penerima pesan (communican) yaitu anak. Agar pesan-pesan pendidikan yang disampaikan guru dapat diterima dengan baik oleh anak, maka dalam proses komunikasi pendidikan tersebut diperlukan wahana penyalur pesan yang disebut media pendidikan/pembelajaran. Untuk lebih memperjelas pemahaman Anda mengenai pembelajaran sebagai proses komunikasi, perhatikan gambar berikut ini:
Pengertian media memiliki multi makna, baik dilihat secara terbatas maupun secara luas. Munculnya berbagai macam definisi disebabkan adanya perbedaan dalam sudut pandang, maksud, dan tujuannya, sehingga banyak orang membedakan pengertian media dan alat peraga. Namun tidak sedikit yang menggunakan kedua istilah itu secara bergantian untuk menunjuk alat atau benda yang sama (interchangeable). Perbedaan media dengan alat peraga terletak pada fungsinya dan bukan pada substansinya. Suatu sumber belajar disebut alat peraga bila hanya berfungsi sebagai alat bantu pembelajaran saja dan sumber belajar disebut media bila merupakan bagian integral dari seluruh proses atau kegiatan pembelajaran dan ada semacam pembagian tanggung jawab antara guru di satu sisi dan sumber lain (media) di sisi lain.
Banyak batasan yang diberikan orang tentang media. Berikut disajikan pengertian media menurut beberapa pakar, antara lain:
1.      Gagne (1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat memotivasi siswa untuk belajar.
2.      Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communication Technology/AECT) di Amerika (1977) membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi.
3.      Arief S. Sadiman menyatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepenerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat, serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
4.      Umar Hamalik, pakar pendidikan Indonesia menyatakan media adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interest antara guru dan anak didik dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
5.      E. De Corte dalam WS.Winkel menyatakan bahwa media pembelajaran adalah suatu sarana non personal (bukan manusia) yang digunakan atau disediakan oleh tenaga pengajar yang memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar, untuk mencapai tujuan intruksional.
6.      Briggs (1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar, misalnya buku, film, kaset, dll.
7.      Gerlach & Ely (1971) menyatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
8.      Heinich, dkk (1993) menyatakan bahwa media merupakan alat saluran komunikasi, seperti film, televisi, diagram, bahan percetakan, komputer, dll. Contoh media tersebut bisa dpertimbangkan sebagai media pembelajaran jika membawa pesan-pesan (messages) dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Dengan demikian, dari pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan atau disediakan oleh guru dimana penggunaannya diintegrasikan kedalam tujuan dan isi pembelajaran, sehingga dapat membantu meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran serta mencapai kompetensi pembelajarannya. Selain itu media dalam pembelajaran adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan/informasi dari sumber kepada anak didik yang bertujuan agar dapat merangsang pikiran, perasaan, minat, dan perhatian anak didik mengikuti kegiatan pembelajaran.
Setelah kita memahami hakikat media pembelajaran, hal lain yang harus kita renungkan adalah mengapa media ini sangat penting sehingga harus dijadikan sebagai bagian yang tak terpisahkan (integral) dalam proses pembelajaran Untuk menjawab pertanyaan tersebut coba perhatikan beberapa alasan di bawah ini:
1.      Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pendidikan akan lebih berhasil bila anak turut aktif dalam proses pendidikan tersebut. Dengan perkataan lain, yang menjadi pusat kegiatan dalam kegiatan pendidikan bukanlah guru melainkan anak. Hal ini mengandung pengertian perlunya berbagai fasilitas belajar, termasuk media pendidikan.
2.      Penelitian yang dilakukan oleh British Audio-Visual Association menghasilkan temuan bahwa rata-rata jumlah informasi yang diperoleh seseorang melalui indera menunjukkan komposisi sebagai berikut :
a)      75 % melalui indera penglihatan (visual)
b)      13% melalui indera pendengaran (auditori)
c)      6% melalui indera sentuhan dan perabaan
d)     6% melalui indera penciuman dan lidah
Dari hasil temuan penelitian tersebut dapat diketahui bahwa pengetahuan seseorang paling banyak diperoleh secara visual atau melalui indera penglihatan. Dengan demikian, penggunaan media yang dapat dilihat (visual) dalam kegiatan pendidikan untuk anak akan lebih menguntungkan, sedangkan proses pendidikan yang sebagian besar bahan ajar disampaikan secara verbal dengan mengandalkan indera pendengaran tidak banyak menguntungkan dalam pencapaian tujuan pendidikan.
3.      Temuan penelitian lainnya menunjukkan bahwa pengetahuan yang dapat diingat seseorang antara lain bergantung kepada, melalui indera apa ia memperoleh pengetahuannya? Penelitian ini melakukan tiga macam cara penyampaian informasi, yaitu secara auditori, visual, dan audio-visual. Kemudian masing-masing kelompok yang menerima informasi secara berbeda-beda dites daya ingatnya, yaitu berapa banyak informasi yang masih diingat setelah 3 jam dan 3 hari. Gambar di bawah ini menunjukkan hasil penelitian mengenai hubungan antara jumlah pengetahuan yang dapat diingat dengan jenis rangsangan terhadap inderanya. Gambar berikut menunjukkan hasil penelitian mengenai hubungan antara jumlah pengetahuan yang dapat diingat dengan jenis rangsangan terhadap inderanya.
Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi (pesan) dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran. Fungsi media dalam proses pembelajaran ditunjukkan pada gambar berikut:
B. JENIS MEDIA PEMBELAJARAN
Media pembelajaran pada umumnya dapat dikelompokkan ke dalam 3 jenis, antara lain:
1.      Media Visual
Adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indra penglihatan. Media ini terdiri dari media yang dapat diproyeksikan (projected visual) dan media yang tidak dapat diproyeksikan (non projected visual).
a)      Media Visual yang Diproyeksikan (Projected Visual)
Ialah media yang menggunakan alat proyeksi (projector) sehingga gambar atau tulisan tampak pada layar (screen).
b)      Media Visual Tidak Diproyeksikan (Non Projected Visual)
Ialah media yang tidak menggunakan alat proyeksi. Bisa berupa gambar yang ada di kertas, diagram, foto, grafik, poster, bagan dan benda lainnya yang dapat dilihat tanpa menggunakan alat proyeksi.
2.      Media Audio
Adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk audif (hanya dapat didengar).
Misalnya: kaset, radio, dan lain-lain.
3.      Media Audiovisual
Adalah kombinasi antara media audio dan media visual atau biasa disebut media pandang dengar.
Misalnya: televisi, video, dan lain-lain.
C. KRITERIA PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN
Kegiatan pemilihan media pembelajaran ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari keseluruhan proses penggunaan media pembelajaran. Jika guru salah dalam memilih media pembelajaran, maka akan berpengaruh terhadap keberhasilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Media pembelajaran yang sangat banyak ragamnya dan setiap media memiliki kelebihan dan kelemahannya. Tidak ada media pembelajaran yang paling baik yang dapat digunakan untuk segala situasi dan kondisi.
Perlu dipikirkan, pertimbangan-pertimbangan apa saja yang dapat dijadikan pegangan dalam memilih media pembelajaran sehingga kesalahan-kesalahan dalam pemilihan media dapat dihindari sejauh mungkin. Terdapat tiga hal utama yang perlu dijadikan pertimbangan dalam pemilihan media pembelajaran, yaitu:
1)      Tujuan pemilihan media pembelajaran
Memilih media pembelajaran yang akan digunakan harus berdasarkan maksud dan tujuan pemilihan yang jelas. Apakah digunakan untuk kegiatan pembelajaran atau pemberian informasi yang sifatnya umum atau untuk sekedar hiburan saja? Jika digunakan untuk kegiatan pembelajaran, apakah untuk pembelajaran yang sifatnya individual atau kelompok? Apakah untuk sasaran tertentu seperti anak TK, SD, SMP, SMU, tuna rungu, tuna netra, masyarakat pedesaan ataukah masyarakat perkotaan. Tujuan pemilihan ini sangat berkaitan dengan kemampuan dalam menguasai berbagai jenis media pembelajaran beserta karakteristiknya.
2)      Karakteristik media pembelajaran
Setiap media pembelajaran memiliki karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi keandalannya, cara pembuatannya, maupun cara penggunaannya. Pemahaman terhadap karakteristik berbagai media pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang perlu dimiliki guru dalam kaitannya dengan pemilihan media pembelajaran. Selain itu, kemampuan ini memberikan kemungkinan untuk menggunakan berbagai jenis media pembelajaran sevara bervariasi. Apabila kurang memahami karakteristik media pembelajaran, guru akan dihadapkan pada kesulitan-kesulitan dan biasanya cenderung bersikap spekulatif..
3)      Alternatif media pembelajaran yang dapat dipilih
Memilih media pada dasarnya merupakan proses mengambil atau menentukan keputusan dari berbagai pilihan yang ada. Guru dapat menentukan pemilihan media mana yang akan digunakan jika terdapat beberapa media yang diperbandingkan. Sedangkan jika media pembelajaran itu hanya ada satu, maka guru tidak bisa memilih, tetapi menggunakan apa adanya.
Agar media pembelajaran yang dipilih itu tepat, selain harus mempertimbangkan ketiga hal tersebut di atas, juga terdapat faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih media pembelajaran yang antara lain:
1.      Rencana pembelajaran
Rencana pembelajaran atau satuan pembelajaran ini harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Media yang guru pilih pun harus disesuaikan dengan rencana pembelajaran dan kurikulum tersebut.
2.      Sasaran belajar
Maksud sasaran belajar ini adalah siswa yang akan menerima pesan atau informasi melalui media pembelajaran. Media yang guru pilih harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa, misalnya dari segi bahasanya, simbol-simbol yang digunakannya, cara menyajikannya atau juga waktu penggunaannya.
3.      Reliability (tingkat keterbacaan media)
Maksudnya apakah media pembelajaran tersebut sudah memenuhi syarat-syarat teknis, seperti kejelasan, gambar, huruf, dan pengaturan warna. Apabila hal ini tidak diperhatikan tentu saja akan mengganggu jalannya proses pembelajaran.
4.      Situasi dan kondisi
Misalnya, situasi dan kondisi tempat atau ruangan yang dipergunakan untuk kegiatan belajar mengajar, seperti: ukurannya, perlengkapannya, cahayanya, jumlah siswanya, ventilasinya, dan lan-lain.
5.      Objektivitas
Maksudnya bahwa guru harus terhindar dari pemilihan media yang didasari oleh kesenangan pribadi semata (subjektif). Memang unsur subjektifitas ini agak sulit dihindari, untuk mengatasinya sebaknya guru selalu meminta pandangan atau pedapat atau saran dan koreksi dari rekan-rekan sejawat, bisa juga meminta pendapat dari siswanya.
Dr. Nana Sudjana (1991: 104) mengemukakan beberapa prinsip yang hendak diperhatikan guru agar penggunaan media dapat mencapai hasil yang baik, yaitu antara lain:
1)      Menentukan jenis media dengan tepat: artinya guru sebaiknya memilih terlebih dahulu media manakah yang sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang akan diajarkan.
2)      Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat: artinya perlu diperhitungkan apakah penggunaan media itu sesuai dengan tingkat kemampuan/kematangan siswa.
3)      Menyajikan media dengan tepat: artinya, teknik dan metode penggunaan media dalam pengajaran haruslah disesuaikan dengan tujuan, bahan metode, waktu, dan sarana yang ada.
4)      Menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat, dan situasi yang tepat: artinya kapan dan dalam situasi mana pada waktu mengajar media digunakan. Tentu tidak setiap saat atau selama proses belajar mengajar terus-menerus memperlihatkan atau menjelaskan sesuatu dengan media pengajaran.
Apabila akan menggunakan media pembelajaran dengan cara memanfaatkan media yang telah ada, misalnya paket media pembelajaran dari instansi tertentu atau media pembelajaran yang dibeli sendiri oleh sekolah dari toko, hal-hal berikut ini dapat dijadikan dasar pemilihan yaitu antara lain:
1)      Apakah isi dan media tersebut sesuai dengan kurikulum yang berlaku?
2)      Apakah pesan yang terkandung dalam media tersebut penting dan berguna bagi siswa, serta menarik minat belajarnya?
3)      Apakah pesan yang terkandung dalam media tersebut merupakan sesuatu yang aktual/baru atau berisi hal-hal yang sebenarnya sudah diketahui siswa?
4)      Apakah format penyajiannya didasarkan pada tata urutan belajar yang jelas?
5)      Apakah narasi, gambar, ukuran, dan warnanya sudah memenuhi persyaratan teknis?
6)      Apakah bobot penggunaan bahasa, simbol-simbol, dan ilustrasinya sesuai dengan tingkat kematangan berpikir siswa?
Ada beberapa prinsip yang perlu dipertimbangkan oleh pengajar dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran, yaitu:
1.      Tidak ada satu media yang paling unggul untuk semua tujuan. Satu media hanya cocok untuk tujuan pembelajaran tertentu, tetapi mungkin tidak cocok untuk yang lain.
2.      Media adalah bagian intregal dari proses pembelajaran. Hal ini berarti bahwa media bukan hanya sekedar alat bantu mengajar pengajar saja., tetapi merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran. Penetapan suatu media haruslah sesuai dengan komponen yang lain dalam perancangan instruksional. Tanpa alat bantu mengajar mungkin pembelajaran tetap dapat berlangsung, tetapi tanpa media pembelajaran itu tidak akan terjadi.
3.      Media apapun yang hendak digunakan, sasaran akhirnya adalah untuk memudahkan belajar siswa. Kemudahan belajar siswa haruslah dijadikan acuan utama pemilihan dan penggunaan suatu media.
4.      Penggunaan berbagai media dalam satu kegiatan pembelajaran bukan hanya sekedar selingan/pengisi waktu atau hiburan, melainkan mempunyai tujuan yang menyatu dengan pembelajaran yang sedang berlangsung.
5.      Pemilihan media hendaknya obyektif (didasarkan pada tujuan pembelajaran), tidak didasarkan pada kesenangan pribadi.
6.      Penggunaan beberapa media sekaligus akan dapat membingungkan siswa. Penggunaan multimedia tidak berarti menggunakan media yang banyak sekaligus,  tetapi media tertentu dipilih untuk tujuan tertentu dan media yang lain untuk tujuan yang lain pula.
7.      Kebaikan dan keburukan media tidak tergantung pada kekonkritan dan keabstrakannya. Media yang kongkrit wujudnya, mungkin sukar untuk dipahami karena rumitnya, tetapi media yang abstrak dapat pula memberikan pengertian yang tepat.
D. PENENTUAN PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN
            Agar media pembelajaran yang dibuat dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, maka sangat diperlukan enam langkah-langkah pengembangan program media. Ada beberapa pakar yang menyampaikan tentang langkah-langkah pembuatan media pembelajaran dengan berbagai spesifikasinya masing-masing. Di antaranya menurut Prof. Dr. H. Aminuddin Rasyad merumuskan enam langkah-langkah pembuatan media pembelajaran sebagai berikut:
1)      Menganalisis keperluan dan karakteristik siswa
Program dibuat sebelumnya harus meneliti secara seksama pengetahuan awal maupun pengetahuan prasyarat yang dimiliki dan tingkat kebutuhan siswa yang menjadi program yang dibuat. Penelitian ini biasanya menggunakan perangkat tes. Bila tes tidak dapat dilakukan karena faktor-faktor pengetahuan siswa, maka pembuatan program harus dapat membuat asumsi-asumsi mengenai kemampuan dan keterampilan siswa.
2)      Merumuskan tujuan intruksional dan oprasional
Pembuatan tujuan dapat memberi arah kepada tindakan yang dilakukan, termasuk penyesuaian penggunaan media yang digunakan sehingga dapat sinergi antara tujuan yang ingin dicapai dan penggunaan model dan macam media yang digunakan.
3)      Merumuskan butir-butir materi secara terinci
Setelah tujuan intruksional jelas, kita harus memikirkan bagaimana caranya agar siswa memiliki kemampuan dan keterampilan. Untuk mengembangkannya tujuan yang telah dirumuskan dianalisis lebih lanjut. Demikian pula cara pengembangan bahan yang harus dipelajari siswa. Setelah daftar pokok pelajaran diperoleh, selanjutnya mengorganisasikan urutan penyajian yang logis, dari yang sederhana sampai yang rumit, dari yang kongkrit kepada yang abstrak.
4)      Mengembangkan alat pengukur keberhasilan
Alat keberhasilan siswa ini perlu dirancang secara seksama sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan, bisa berupa tes, penugasan atau daftar cek perilaku. Sebaiknya dalam tes tersebut harus tercakup semua kemampuan dan keterampilan yang dimuat dalam tujuan intruksional yang dibuat.
5)      Menulis naskah media/menyusun media yang digunakan
Penyusunan media yang digunakan harus sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Penyusunan dan pembuatan media pembelajaran dengan langkah-langkah dan tahapan-tahapan yang tersusun secara sistematis ini harus sinergi dengan tujuan dan sesuai dengan tingkat pemahaman serta keterampilan siswa. Sehingga fungsi media benar-benar dapat menjadi alat untuk mempermudah dalam pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan dan bukan sebaliknya justru mempersulit tingkat pemahaman siswa.
6)      Mengadakan tes dan revisi
Setelah media pembelajaran dibuat tujuan, pembuatan narasi, proses editing dan uji coba langkah yang tidak kalah pentingnya adalah evaluasi penggunaan media dalam proses intruksional. Sehingga dapat mengetahui tingkat kelemahan dan kelebihan media yang digunakan. Langkah selanjutnya yaitu melakukan tes dan revisi. Manfaatnya kita bisa mengetahui tingkat efektifitas proses intruksional dari media yang digunakan serta problematika yang dihadapi.
            Menurut penulis, langkah-langkah pembuatan media pembelajaran yang disampaikan oleh Prof. Dr. H. Aminuddin Rasyad dalam buku Materi Pokok Media Pengajaran belum mencantumkan langkah yang mendasar yang berupa ide atau pemikiran yang  menjadi pijakan dalam perumusan pembuatan media pembelajaran itu sendiri.
            Sedangkan menurut Drs. Rahmat, Ph.D. 2010 dalam bukunya Media Pembelajaran Suatu Pengantar, langkah-langkah pembuatan media pembelajaran sebagai berikut:
1.      Membuat ide/ gagasan/ pemikiran
2.      Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa
3.      Merumuskan tujuan
4.      Menentukan kerangka isi bahan pelajaran
5.      Menentukan jenis media
6.      Menentukan treatmen dan partisipasi siswa
7.      Membuat skets/ story board
8.      Menentukan bahan/ alat yang digunakan
9.      Pelaksanaan pembuatan media
10.  Penyuntingan
11.  Uji coba (jika mungkin dilakukan)
12.  Melaksanakan kegiatan dan mengevaluasi
Dalam konteks berlangsungnya proses belajar dengan segala dnamikanya, media mempunyai fungsi atau peran untuk menghindari hambatan atau gangguan komunikasi dalam proses kegiatan belajar mengajar. Secara garis besar, peran media yang dimaksud antara lain:
1)      Menghindari terjadinya verbalisme
2)      Membangkitkan minat atau motivasi siswa
3)      Menarik perhatian siswa
4)      Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan ukuran
5)      Mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar
6)      Mengefektifkan pemberian rangsangan untuk belajar

























BAB III
PENUTUP

Media membantu mengkonkritkan konsep atau gagasan dan membantu memotivasi peserta belajar aktif.
Melalui bermain anak sedang mengembangkan potensi kecerdasan, keterampilan motorik, kemampuan sosial, emosi dan kepribadian anak.
Media adalah komponen komunikasi yang berfungsi sebagai perantara atau pembawa pesan dari pengirim ke penerima.
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Ditinjau dari proses pembelajaran sebagai proses komunikasi, maka fungsi media adalah sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) ke penerima (siswa).
















DAFTAR PUSTAKA

1.      W, Sri Anitah; DKK. 2009. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Halaman: 6.3-6.39.
2.      Sadiman, S Arief; R. Raharjo; Anung Haryono; Rahardjito. 2011. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Halaman: 6.
3.      Djamarah, Syaiful Bahri; Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman: 120-133.
4.      Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Halaman: 3-101.

5.      Langkah-Langkah Pembuatan Media Pembelajaran. Pengetahuan Online, tersedia di: http://muhtaromslo.blogspot.com/2010/01/langkah-langkah-pembuatan-media

Tidak ada komentar:

Posting Komentar