MAKALAH KELOMPOK
“MEDIA PEMBELAJARAN”
DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS PERKULIAHAN
MATA KULIAH PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Dosen Pengampu: Ujang Khiyarusoleh, M.Pd
Disusun Oleh:
1. Maesaroh Khayati (40212016)
2. Nia Faoziyatin Fajrin (40212129)
3. Liliana Astari (40212138)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH
DASAR
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
STKIP ISLAM BUMIAYU
2014
KATA PENGANTAR
Puji
syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena limpahan rahmat-Nya kami
diberi kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
mata kuliah Perencanaan Pembelajaran.
Makalah
yang berjudul ‘Media Pembelajaran’ merupakan aplikasi dari kami. Selain untuk
memenuhi tugas mata kuliah tersebut juga untuk memberikan pengetahuan tentang
media pembelajaran.
Dalam
makalah ini, kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu segala
saran dan kritik guna perbaikan dan kesempurnaan sangat kami nantikan.
Kami
berharap makalah ini dapat bermanfaat dan memberi wawasan ataupun menjadi
referensi kita dalam mengetahui dan mempelajari tentang “Media Pembelajaran”
yang berkaitan dengan pengertian, jenis, kriteria pemilihan dan penentuan
pembuatan media pembelajaran.
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya.
Bumiayu,
11 April 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Apabila kita perhatikan, dalam
kehidupan sehari-hari banyak pihak yang memanfaatkan berbagai media untuk
berbagai keperluan. Misalnya, dalam dunia bisnis banyak perusahaan yang
menginginkan agar produknya laku di pasaran dengan cara melakukan promosi atau
iklan dengan memanfaatkan berbagai sarana, seperti televisi, radio, surat
kabar, brosur, leaflet, poster, atau
media lainnya. Sarana-sarana tersebut pada dasarnya adalah media atau perantara
agar informasi mengenai produknya itu dapat diserap/diterima oleh masyarakat,
dan pada akhirnya masyarakat diharapkan dapat menggunakan atau membelinya.
Dunia bisnis dapat dikatakan merupakan pihak yang paling banyak menggunakan
media untuk keperluan-keperluan bisnisnya tersebut. Selanjutnya, tentu kita
pernah memperhatikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan ole seorang guru pada
saat menyajikan bahan ajar kepada para siswanya. Guru pada umumnya sering
menggunakan media pembelajaran dengan tujuan agar informasi atau bahan ajar
yang akan disampaikannya dapat diterima dan diserap dengan baik oleh para
siswanya. sebagai wjud bahwa bahan ajar tersebut dapat diterima oleh para siswa
dibuktikan dengan terjadinya perubahan-perubahan perilaku siswanya baik berupa
pengetahuan, sikap maupun keterampilan.
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam
penyusunan makalah ini kami mempunyai beberapa rumusan masalah antara lain:
1. Pengertian
media pembelajaran
2. Jenis
media pembelajaran
3. Kriteria
pemilihan media pembelajaran
4. Penentuan
pembuatan media pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MEDIA
PEMBELAJARAN
Dalam
proses pembelajaran terdapat proses komunikasi yang berlangsung dalam suatu
sistem dan di dalamnya terdapat media pembelajaran sebagai salah satu komponen
sistem pembelajaran tersebut. Menggunakan media dalam proses pembelajaran harus
didasarkan filosofi atau alasan teoritis yang benar. Istilah media yang
merupakan bentuk jamak dari medium secara harfiah berarti perantara atau
pengantar. Media dikatakan pula sebagai segala bentuk dan saluran yang
digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi. Kata segala memberi
makna bahwa yang disebut media tidak terbatas pada jenis media yang dirancang
secara khusus untuk mencapai tujuan tertentu, akan tetapi juga yang
keberadaannya dapat dimanfaatkan untuk memperjelas atau mempermudah pemahaman
siswa terhadap materi atau pesan tertentu. Jadi apapun bentuknya apabila dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dapat disebut media.
Terkait
dengan pembelajaran, media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan dan perhatian siswa untuk tercapainya tujuan
pendidikan.
Dalam
kegiatan pembelajaran, terdapat proses belajar mengajar yang pada dasarnya
merupakan proses komunikasi. Dalam proses komunikasi tersebut, guru bertindak
sebagai komunikator (communicator) yang bertugas menyampaikan pesan
pendidikan (message) kepada penerima pesan (communican) yaitu
anak. Agar pesan-pesan pendidikan yang disampaikan guru dapat diterima dengan
baik oleh anak, maka dalam proses komunikasi pendidikan tersebut diperlukan
wahana penyalur pesan yang disebut media pendidikan/pembelajaran. Untuk lebih
memperjelas pemahaman Anda mengenai pembelajaran sebagai proses komunikasi,
perhatikan gambar berikut ini:
Pengertian
media memiliki multi makna, baik dilihat secara terbatas maupun secara luas.
Munculnya berbagai macam definisi disebabkan adanya perbedaan dalam sudut
pandang, maksud, dan tujuannya, sehingga banyak orang membedakan pengertian
media dan alat peraga. Namun tidak sedikit yang menggunakan kedua istilah itu
secara bergantian untuk menunjuk alat atau benda yang sama (interchangeable).
Perbedaan media dengan alat peraga terletak pada fungsinya dan bukan pada
substansinya. Suatu sumber belajar disebut alat peraga bila hanya berfungsi
sebagai alat bantu pembelajaran saja dan sumber belajar disebut media bila
merupakan bagian integral dari seluruh proses atau kegiatan pembelajaran dan
ada semacam pembagian tanggung jawab antara guru di satu sisi dan sumber lain
(media) di sisi lain.
Banyak
batasan yang diberikan orang tentang media. Berikut disajikan pengertian media menurut
beberapa pakar, antara lain:
1. Gagne
(1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan
siswa yang dapat memotivasi siswa untuk belajar.
2. Asosiasi
Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communication
Technology/AECT) di Amerika (1977) membatasi media sebagai segala bentuk dan
saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi.
3. Arief
S. Sadiman menyatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepenerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, minat, serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses
belajar terjadi.
4. Umar
Hamalik, pakar pendidikan Indonesia menyatakan media adalah alat, metode, dan
teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interest
antara guru dan anak didik dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
5. E.
De Corte dalam WS.Winkel menyatakan bahwa media pembelajaran adalah suatu
sarana non personal (bukan manusia) yang digunakan atau disediakan oleh
tenaga pengajar yang memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar,
untuk mencapai tujuan intruksional.
6. Briggs
(1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan
pesan serta merangsang siswa untuk belajar, misalnya buku, film, kaset, dll.
7. Gerlach
& Ely (1971) menyatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar
adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa
mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
8. Heinich,
dkk (1993) menyatakan bahwa media merupakan alat saluran komunikasi, seperti
film, televisi, diagram, bahan percetakan, komputer, dll. Contoh media tersebut
bisa dpertimbangkan sebagai media pembelajaran jika membawa pesan-pesan
(messages) dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Dengan
demikian, dari pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan atau disediakan oleh guru
dimana penggunaannya diintegrasikan kedalam tujuan dan isi pembelajaran,
sehingga dapat membantu meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran serta
mencapai kompetensi pembelajarannya. Selain itu media dalam pembelajaran adalah
segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan
pesan/informasi dari sumber kepada anak didik yang bertujuan agar dapat
merangsang pikiran, perasaan, minat, dan perhatian anak didik mengikuti
kegiatan pembelajaran.
Setelah
kita memahami hakikat media pembelajaran, hal lain yang harus kita renungkan
adalah mengapa media ini sangat penting sehingga harus dijadikan sebagai bagian
yang tak terpisahkan (integral) dalam proses pembelajaran Untuk menjawab
pertanyaan tersebut coba perhatikan beberapa alasan di bawah ini:
1.
Banyak hasil penelitian
menunjukkan bahwa proses pendidikan akan lebih berhasil bila anak turut aktif
dalam proses pendidikan tersebut. Dengan perkataan lain, yang menjadi pusat
kegiatan dalam kegiatan pendidikan bukanlah guru melainkan anak. Hal ini
mengandung pengertian perlunya berbagai fasilitas belajar, termasuk media
pendidikan.
2.
Penelitian yang dilakukan oleh British
Audio-Visual Association menghasilkan temuan bahwa rata-rata jumlah
informasi yang diperoleh seseorang melalui indera menunjukkan komposisi sebagai
berikut :
a)
75 % melalui indera penglihatan
(visual)
b)
13% melalui indera pendengaran
(auditori)
c)
6% melalui indera
sentuhan dan perabaan
d)
6% melalui indera penciuman dan
lidah
Dari hasil temuan penelitian tersebut
dapat diketahui bahwa pengetahuan seseorang paling banyak diperoleh secara
visual atau melalui indera penglihatan. Dengan demikian, penggunaan media yang
dapat dilihat (visual) dalam kegiatan pendidikan untuk anak akan lebih
menguntungkan, sedangkan proses pendidikan yang sebagian besar bahan ajar
disampaikan secara verbal dengan mengandalkan indera pendengaran tidak banyak
menguntungkan dalam pencapaian tujuan pendidikan.
3.
Temuan penelitian lainnya
menunjukkan bahwa pengetahuan yang dapat diingat seseorang antara lain
bergantung kepada, melalui indera apa ia memperoleh pengetahuannya? Penelitian
ini melakukan tiga macam cara penyampaian informasi, yaitu secara auditori,
visual, dan audio-visual. Kemudian masing-masing kelompok yang menerima
informasi secara berbeda-beda dites daya ingatnya, yaitu berapa banyak
informasi yang masih diingat setelah 3 jam dan 3 hari. Gambar di bawah ini
menunjukkan hasil penelitian mengenai hubungan antara jumlah pengetahuan yang
dapat diingat dengan jenis rangsangan terhadap inderanya. Gambar berikut menunjukkan
hasil penelitian mengenai hubungan antara jumlah pengetahuan yang dapat diingat
dengan jenis rangsangan terhadap inderanya.
Dalam proses pembelajaran, media memiliki
fungsi sebagai pembawa informasi (pesan) dari sumber (guru) menuju penerima
(siswa). Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu siswa dalam menerima
dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran. Fungsi media dalam
proses pembelajaran ditunjukkan pada gambar berikut:
B. JENIS MEDIA
PEMBELAJARAN
Media
pembelajaran pada umumnya dapat dikelompokkan ke dalam 3 jenis, antara lain:
1. Media
Visual
Adalah media yang hanya dapat
dilihat dengan menggunakan indra penglihatan. Media ini terdiri dari media yang
dapat diproyeksikan (projected visual) dan media yang tidak dapat diproyeksikan
(non projected visual).
a) Media
Visual yang Diproyeksikan (Projected Visual)
Ialah
media yang menggunakan alat proyeksi (projector) sehingga gambar atau tulisan
tampak pada layar (screen).
b) Media
Visual Tidak Diproyeksikan (Non Projected Visual)
Ialah
media yang tidak menggunakan alat proyeksi. Bisa berupa gambar yang ada di
kertas, diagram, foto, grafik, poster, bagan dan benda lainnya yang dapat
dilihat tanpa menggunakan alat proyeksi.
2. Media
Audio
Adalah media yang mengandung pesan
dalam bentuk audif (hanya dapat didengar).
Misalnya: kaset, radio, dan
lain-lain.
3. Media
Audiovisual
Adalah kombinasi antara media audio
dan media visual atau biasa disebut media pandang dengar.
Misalnya: televisi, video, dan
lain-lain.
C. KRITERIA PEMILIHAN
MEDIA PEMBELAJARAN
Kegiatan pemilihan media pembelajaran ini merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari keseluruhan proses penggunaan media
pembelajaran. Jika guru salah dalam memilih media pembelajaran, maka akan
berpengaruh terhadap keberhasilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Media pembelajaran yang sangat banyak ragamnya dan setiap media memiliki
kelebihan dan kelemahannya. Tidak ada media pembelajaran yang paling baik yang
dapat digunakan untuk segala situasi dan kondisi.
Perlu dipikirkan, pertimbangan-pertimbangan apa saja
yang dapat dijadikan pegangan dalam memilih media pembelajaran sehingga
kesalahan-kesalahan dalam pemilihan media dapat dihindari sejauh mungkin. Terdapat
tiga hal utama yang perlu dijadikan pertimbangan dalam pemilihan media
pembelajaran, yaitu:
1) Tujuan
pemilihan media pembelajaran
Memilih media pembelajaran yang
akan digunakan harus berdasarkan maksud dan tujuan pemilihan yang jelas. Apakah
digunakan untuk kegiatan pembelajaran atau pemberian informasi yang sifatnya
umum atau untuk sekedar hiburan saja? Jika digunakan untuk kegiatan
pembelajaran, apakah untuk pembelajaran yang sifatnya individual atau kelompok?
Apakah untuk sasaran tertentu seperti anak TK, SD, SMP, SMU, tuna rungu, tuna
netra, masyarakat pedesaan ataukah masyarakat perkotaan. Tujuan pemilihan ini
sangat berkaitan dengan kemampuan dalam menguasai berbagai jenis media
pembelajaran beserta karakteristiknya.
2) Karakteristik
media pembelajaran
Setiap media pembelajaran memiliki
karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi keandalannya, cara pembuatannya,
maupun cara penggunaannya. Pemahaman terhadap karakteristik berbagai media
pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang perlu dimiliki guru dalam kaitannya
dengan pemilihan media pembelajaran. Selain itu, kemampuan ini memberikan
kemungkinan untuk menggunakan berbagai jenis media pembelajaran sevara
bervariasi. Apabila kurang memahami karakteristik media pembelajaran, guru akan
dihadapkan pada kesulitan-kesulitan dan biasanya cenderung bersikap spekulatif..
3) Alternatif
media pembelajaran yang dapat dipilih
Memilih media pada dasarnya
merupakan proses mengambil atau menentukan keputusan dari berbagai pilihan yang
ada. Guru dapat menentukan pemilihan media mana yang akan digunakan jika terdapat
beberapa media yang diperbandingkan. Sedangkan jika media pembelajaran itu
hanya ada satu, maka guru tidak bisa memilih, tetapi menggunakan apa adanya.
Agar media pembelajaran yang dipilih itu tepat,
selain harus mempertimbangkan ketiga hal tersebut di atas, juga terdapat
faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih media pembelajaran yang
antara lain:
1. Rencana
pembelajaran
Rencana pembelajaran atau satuan
pembelajaran ini harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Media yang guru
pilih pun harus disesuaikan dengan rencana pembelajaran dan kurikulum tersebut.
2. Sasaran
belajar
Maksud sasaran belajar ini adalah
siswa yang akan menerima pesan atau informasi melalui media pembelajaran. Media
yang guru pilih harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa, misalnya
dari segi bahasanya, simbol-simbol yang digunakannya, cara menyajikannya atau
juga waktu penggunaannya.
3. Reliability
(tingkat keterbacaan media)
Maksudnya apakah media pembelajaran
tersebut sudah memenuhi syarat-syarat teknis, seperti kejelasan, gambar, huruf,
dan pengaturan warna. Apabila hal ini tidak diperhatikan tentu saja akan
mengganggu jalannya proses pembelajaran.
4. Situasi
dan kondisi
Misalnya, situasi dan kondisi
tempat atau ruangan yang dipergunakan untuk kegiatan belajar mengajar, seperti:
ukurannya, perlengkapannya, cahayanya, jumlah siswanya, ventilasinya, dan
lan-lain.
5. Objektivitas
Maksudnya bahwa guru harus
terhindar dari pemilihan media yang didasari oleh kesenangan pribadi semata
(subjektif). Memang unsur subjektifitas ini agak sulit dihindari, untuk
mengatasinya sebaknya guru selalu meminta pandangan atau pedapat atau saran dan
koreksi dari rekan-rekan sejawat, bisa juga meminta pendapat dari siswanya.
Dr. Nana Sudjana (1991: 104) mengemukakan beberapa
prinsip yang hendak diperhatikan guru agar penggunaan media dapat mencapai
hasil yang baik, yaitu antara lain:
1) Menentukan
jenis media dengan tepat: artinya guru sebaiknya memilih terlebih dahulu media
manakah yang sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang akan diajarkan.
2) Menetapkan
atau memperhitungkan subjek dengan tepat: artinya perlu diperhitungkan apakah
penggunaan media itu sesuai dengan tingkat kemampuan/kematangan siswa.
3) Menyajikan
media dengan tepat: artinya, teknik dan metode penggunaan media dalam
pengajaran haruslah disesuaikan dengan tujuan, bahan metode, waktu, dan sarana
yang ada.
4) Menempatkan
atau memperlihatkan media pada waktu, tempat, dan situasi yang tepat: artinya
kapan dan dalam situasi mana pada waktu mengajar media digunakan. Tentu tidak
setiap saat atau selama proses belajar mengajar terus-menerus memperlihatkan
atau menjelaskan sesuatu dengan media pengajaran.
Apabila akan menggunakan media
pembelajaran dengan cara memanfaatkan media yang telah ada, misalnya paket
media pembelajaran dari instansi tertentu atau media pembelajaran yang dibeli
sendiri oleh sekolah dari toko, hal-hal berikut ini dapat dijadikan dasar
pemilihan yaitu antara lain:
1)
Apakah isi dan media tersebut
sesuai dengan kurikulum yang berlaku?
2)
Apakah pesan yang terkandung dalam
media tersebut penting dan berguna bagi siswa, serta menarik minat belajarnya?
3)
Apakah pesan yang terkandung dalam
media tersebut merupakan sesuatu yang aktual/baru atau berisi hal-hal yang
sebenarnya sudah diketahui siswa?
4)
Apakah format penyajiannya
didasarkan pada tata urutan belajar yang jelas?
5)
Apakah narasi, gambar, ukuran, dan
warnanya sudah memenuhi persyaratan teknis?
6)
Apakah bobot penggunaan bahasa,
simbol-simbol, dan ilustrasinya sesuai dengan tingkat kematangan berpikir
siswa?
Ada beberapa prinsip yang perlu
dipertimbangkan oleh pengajar dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran,
yaitu:
1.
Tidak ada satu media yang paling
unggul untuk semua tujuan. Satu media hanya cocok untuk tujuan pembelajaran
tertentu, tetapi mungkin tidak cocok untuk yang lain.
2.
Media adalah bagian intregal dari
proses pembelajaran. Hal ini berarti bahwa media bukan hanya sekedar alat bantu
mengajar pengajar saja., tetapi merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari
proses pembelajaran. Penetapan suatu media haruslah sesuai dengan komponen yang
lain dalam perancangan instruksional. Tanpa alat bantu mengajar mungkin
pembelajaran tetap dapat berlangsung, tetapi tanpa media pembelajaran itu tidak
akan terjadi.
3.
Media apapun yang hendak
digunakan, sasaran akhirnya adalah untuk memudahkan belajar siswa. Kemudahan
belajar siswa haruslah dijadikan acuan utama pemilihan dan penggunaan suatu
media.
4.
Penggunaan berbagai media dalam
satu kegiatan pembelajaran bukan hanya sekedar selingan/pengisi waktu atau
hiburan, melainkan mempunyai tujuan yang menyatu dengan pembelajaran yang sedang
berlangsung.
5.
Pemilihan media hendaknya obyektif
(didasarkan pada tujuan pembelajaran), tidak didasarkan pada kesenangan
pribadi.
6.
Penggunaan beberapa media
sekaligus akan dapat membingungkan siswa. Penggunaan multimedia tidak berarti
menggunakan media yang banyak sekaligus,
tetapi media tertentu dipilih untuk tujuan tertentu dan media yang lain
untuk tujuan yang lain pula.
7.
Kebaikan dan keburukan media tidak
tergantung pada kekonkritan dan keabstrakannya. Media yang kongkrit wujudnya,
mungkin sukar untuk dipahami karena rumitnya, tetapi media yang abstrak dapat
pula memberikan pengertian yang tepat.
D. PENENTUAN PEMBUATAN
MEDIA PEMBELAJARAN
Agar media pembelajaran
yang dibuat dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang telah dirumuskan, maka sangat diperlukan enam langkah-langkah pengembangan
program media. Ada beberapa pakar yang menyampaikan tentang langkah-langkah pembuatan
media pembelajaran dengan berbagai spesifikasinya masing-masing. Di antaranya
menurut Prof. Dr. H. Aminuddin Rasyad merumuskan enam langkah-langkah pembuatan
media pembelajaran sebagai berikut:
1) Menganalisis
keperluan dan karakteristik siswa
Program dibuat sebelumnya harus
meneliti secara seksama pengetahuan awal maupun pengetahuan prasyarat yang
dimiliki dan tingkat kebutuhan siswa yang menjadi program yang dibuat.
Penelitian ini biasanya menggunakan perangkat tes. Bila tes tidak dapat
dilakukan karena faktor-faktor pengetahuan siswa, maka pembuatan program harus
dapat membuat asumsi-asumsi mengenai kemampuan dan keterampilan siswa.
2) Merumuskan
tujuan intruksional dan oprasional
Pembuatan tujuan dapat memberi arah
kepada tindakan yang dilakukan, termasuk penyesuaian penggunaan media yang
digunakan sehingga dapat sinergi antara tujuan yang ingin dicapai dan
penggunaan model dan macam media yang digunakan.
3) Merumuskan
butir-butir materi secara terinci
Setelah tujuan intruksional jelas,
kita harus memikirkan bagaimana caranya agar siswa memiliki kemampuan dan
keterampilan. Untuk mengembangkannya tujuan yang telah dirumuskan dianalisis
lebih lanjut. Demikian pula cara pengembangan bahan yang harus dipelajari
siswa. Setelah daftar pokok pelajaran diperoleh, selanjutnya mengorganisasikan
urutan penyajian yang logis, dari yang sederhana sampai yang rumit, dari yang
kongkrit kepada yang abstrak.
4) Mengembangkan
alat pengukur keberhasilan
Alat keberhasilan siswa ini perlu
dirancang secara seksama sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan, bisa
berupa tes, penugasan atau daftar cek perilaku. Sebaiknya dalam tes tersebut
harus tercakup semua kemampuan dan keterampilan yang dimuat dalam tujuan
intruksional yang dibuat.
5) Menulis
naskah media/menyusun media yang digunakan
Penyusunan media yang digunakan harus
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Penyusunan dan pembuatan media
pembelajaran dengan langkah-langkah dan tahapan-tahapan yang tersusun secara
sistematis ini harus sinergi dengan tujuan dan sesuai dengan tingkat pemahaman
serta keterampilan siswa. Sehingga fungsi media benar-benar dapat menjadi alat
untuk mempermudah dalam pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan dan
bukan sebaliknya justru mempersulit tingkat pemahaman siswa.
6) Mengadakan
tes dan revisi
Setelah media pembelajaran dibuat
tujuan, pembuatan narasi, proses editing dan uji coba langkah yang tidak kalah
pentingnya adalah evaluasi penggunaan media dalam proses intruksional. Sehingga
dapat mengetahui tingkat kelemahan dan kelebihan media yang digunakan. Langkah
selanjutnya yaitu melakukan tes dan revisi. Manfaatnya kita bisa mengetahui
tingkat efektifitas proses intruksional dari media yang digunakan serta
problematika yang dihadapi.
Menurut penulis, langkah-langkah
pembuatan media pembelajaran yang disampaikan oleh Prof. Dr. H. Aminuddin
Rasyad dalam buku Materi Pokok Media Pengajaran belum mencantumkan langkah yang
mendasar yang berupa ide atau pemikiran yang
menjadi pijakan dalam perumusan pembuatan media pembelajaran itu
sendiri.
Sedangkan menurut Drs. Rahmat, Ph.D.
2010 dalam bukunya Media Pembelajaran Suatu Pengantar, langkah-langkah
pembuatan media pembelajaran sebagai berikut:
1. Membuat
ide/ gagasan/ pemikiran
2. Menganalisis
kebutuhan dan karakteristik siswa
3. Merumuskan
tujuan
4. Menentukan
kerangka isi bahan pelajaran
5. Menentukan
jenis media
6. Menentukan
treatmen dan partisipasi siswa
7. Membuat
skets/ story board
8. Menentukan
bahan/ alat yang digunakan
9. Pelaksanaan
pembuatan media
10. Penyuntingan
11. Uji
coba (jika mungkin dilakukan)
12. Melaksanakan
kegiatan dan mengevaluasi
Dalam konteks berlangsungnya proses belajar dengan
segala dnamikanya, media mempunyai fungsi atau peran untuk menghindari hambatan
atau gangguan komunikasi dalam proses kegiatan belajar mengajar. Secara garis
besar, peran media yang dimaksud antara lain:
1) Menghindari
terjadinya verbalisme
2) Membangkitkan
minat atau motivasi siswa
3) Menarik
perhatian siswa
4) Mengatasi
keterbatasan ruang, waktu dan ukuran
5) Mengaktifkan
siswa dalam kegiatan belajar
6) Mengefektifkan
pemberian rangsangan untuk belajar
BAB
III
PENUTUP
Media membantu mengkonkritkan konsep atau
gagasan dan membantu memotivasi peserta belajar aktif.
Melalui bermain anak sedang mengembangkan
potensi kecerdasan, keterampilan motorik, kemampuan sosial, emosi dan kepribadian
anak.
Media adalah komponen komunikasi yang
berfungsi sebagai perantara atau pembawa pesan dari pengirim ke penerima.
Media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) sehingga
dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan siswa dalam kegiatan
belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Ditinjau dari proses pembelajaran sebagai
proses komunikasi, maka fungsi media adalah sebagai pembawa informasi dari
sumber (guru) ke penerima (siswa).
DAFTAR PUSTAKA
1. W,
Sri Anitah; DKK. 2009. Strategi
Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Halaman: 6.3-6.39.
2. Sadiman,
S Arief; R. Raharjo; Anung Haryono; Rahardjito. 2011. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Halaman: 6.
3. Djamarah,
Syaiful Bahri; Aswan Zain. 2006. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman: 120-133.
4. Arsyad,
Azhar. 2002. Media Pembelajaran.
Jakarta: RajaGrafindo Persada. Halaman: 3-101.
5. Langkah-Langkah
Pembuatan Media Pembelajaran. Pengetahuan Online,
tersedia di:
http://muhtaromslo.blogspot.com/2010/01/langkah-langkah-pembuatan-media
Tidak ada komentar:
Posting Komentar