ARTIKEL
MENGKAJI
METODE PEMBELAJARAN
I. Metode Pembelajaran Yang Berpusat Pada Guru
II. Metode Pembelajaran Yang Berpusat Pada Siswa
DISUSUN
GUNA MEMENUHI TUGAS PERKULIAHAN
MATA
KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR
Dosen
Pengampu: Bu Mujayaroh, M.Pd
Disusun Oleh:
1. Maesaroh Khayati
2. Hikmatul Aeni
3. Feri Indriastuti
4. Thya Sofia
5. Riva Azizah
6. Lukman
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP
ISLAM BUMIAYU
2013
METODE PEMBELAJARAN
Metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan
pada pencapaian tujuan.
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Metode dalam
rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Keberhasilan
implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan
metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat
diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.
A. METODE PEMBELAJARAN YANG BERPUSAT
PADA GURU
Ciri-ciri metode pembelajaran yang
berpusat pada guru:
1.
Guru yang harus menjadi pusat dalam kegiatan belajar mengajar. Ada tiga peran
utama yang harus dilakukan guru, yaitu: guru sebagai perencana; sebagai
penyampai informasi; dan sebagai evaluator.
2. Siswa ditempatkan sebagai objek belajar. Siswa dianggap sebagai organisme
yang pasif, yang belum memahami apa yang harus dipahami, sehingga dalam proses
pembelajaran siswa dituntut untuk memahami segala sesuatu yang disampaikan
guru. Peran siswa adalah sebagai penerima informasi yang diberikan guru. Jenis
pengetahuan dan keterampilan kadang tidak mempertimbangkan kebutuhan siswa,
akan tetapi berangkat dari pandangan yang menurut guru dianggap baik dan
bermanfaat. Sebagai objek belajar, kesempatan siswa untuk
mengembangkan kemampuan sesuai dengan bakat dan minatnya bahkan untuk belajar
sesuai dengan gaya belajarnya menjadi terbatas. Sebab dalam proses pembelajaran
segalanya diatur dan ditentukan oleh guru.
3. Kegiatan pembelajaran terjadi
pada tempat dan waktu tertentu. Misalnya dengan penjadwalan yang ketat, siswa
hanya belajar manakala ada kelas yang telah didesain sedemikian rupa sebagai
tempat belajar. Adanya tempat yang telah ditentukan, sering pengajaran terjadi
sangat formal, siswa duduk di bangku berjejer, dan guru di depan kelas. Demikian
juga hanya dalam waktu yang diatur sangat ketat. Misalnya manakala waktu
belajar satu materi tertentu telah habis maka segera siswa akan belajar materi
lain sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Cara mengajarinya pun seperti
bagian-bagian yang terpisah, seakan-akan tak ada kaitannya antara materi pelajaran yang satu dengan lainnya.
4. Tujuan utama pengajaran adalah
penguasaan materi pelajaran. Keberhasilan suatu proses pengajaran diukur dari
sejuah mana siswa dapat menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru.
Materi pelajaran itu sendiri adalah pengetahuan yang bersumber dari materi
pelajaran yang disampaikan di sekolah. Sedangkan mata pelajaran itu sendiri
merupakan pengalaman-pengalaman manusia masa lalu yang disusun secara
sistematis dan logis, kemudian diuraikan dalam buku-buku pelajaran dan
selanjutnya isi buku itu harus dikuasai siswa. Kadang-kadang siswa tidak perlu
memahami apa gunanya mempelajari bahan tersebut. Oleh karena kriteria
keberhasilan ditentukan oleh penguasaan materi pelajaran maka alat evaluasi
yang digunakan biasanya adalah tes hasil belajar tertulis yang dilaksanakan secara
periodik.
Terdapat beberapa metode yang
berpusat pada guru, antara lain:
1) Metode
Ceramah
Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan
pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada
kelompok siswa. Metode ceramah sampai saat ini sering digunakan oleh setiap
guru. Hal ini selain disebabkan oleh beberapa pertimbangan tertentu, juga
adanya faktor kebiasaan baik pada guru ataupun siswa. Guru biasanya belum
merasa puas menakala dalam proses pengelolaan pembelajaran tidak melakukan
ceramah. Demikian juga dengan siswa, mereka akan belajar manakala ada guru yang
memberikan materi pelajaran melalui ceramah, sehingga ada guru yang berceramah
berarti ada proses belajar dan tidak ada guru berarti tidak ada belajar.
a. Kelebihan Metode Ceramah
1.
Ceramah merupakan metode yang ‘murah’ dan ‘mudah’ dilakukan. Murah dalam hal
ini dimaksudkan proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan yang
lengkap. Sedangkan mudah dalam hal ini dimaksudkan metode ceramah hanya
mengandalkan suara guru dengan demikian tidak terlalu memerlukan persiapan yang
rumit.
2.
Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi pelajaran
yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru dalam
waktu yang singkat.
3.
Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya,
guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu ditekankan sesuai
dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
4.
Organisasi kelas dengan menggunakan metode ceramah dapat diatur menjadi lebih
sederhana. Ceramah tidak memerlukan persiapan-persiapan yang rumit. Asal siswa
dapat menempati tempat duduk untuk mendengarkan guru, maka ceramah sudah dapat
dilakukan.
b. Kekurangan Metode Ceramah
1.
Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada
apa yang dikuasai guru.
2.
Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya
verbalisme. Verbalisme adalah penyakit yang sangat mungkin disebabkan oleh
ceramah. Oleh karena itu, dalam proses penyajiannnya guru hanya mengandalkan
bahasa verbal dan siswa hanya mengandalkan kemampuan auditifnya. Sedangkan,
disadari bahwa setiap siswa memiliki kemampuan yang tidak sama, termasuk dalam
ketajaman menangkap materi pembelajaran melalui pendengarannya.
3.
Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering dianggap
sebagai metode yang membosankan. Sering terjadi walaupun secara fisik siswa ada
di dalam kelas, namun secara mental siswa sama sekali tidak mengikuti
berlangsungnya poses pembelajaran, pikiran melayang kemana-mana atau siswa
mengantuk karena gaya bertutur guru tidak menarik.
4.
Melalui ceramah sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa telah
mengerti apa yang dijelaskan oleh guru. Walaupun ketika siswa diberi kesempatan
untuk bertanya dan tidak ada seorang pun yang bertanya, semua itu tidak
menjamin siswa seluruhnya sudah paham.
2) Metode
Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode
penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa
tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya
sekedar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari
penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi dapat
menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Sanjaya (2006), dan Sumantri dan
Permana (1998/1999) dalam Soli Abimanyu mengemukakan bahwa yang dimaksud metode
demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukan pada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu
yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan
yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik
bahasan yang harus didemonstrasikan.
a. Kelebihan Metode Demonstrasi
1. Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan
dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memerhatikan bahan pelajaran yang
dijelaskan.
2. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tidak
hanya mendengar tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
3. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki
kesempatan untuk membendingkan teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan
lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran.
b. Kekurangan Metode Demonstrasi
1. Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih
matang, sebab tanpa persiapan yang memadai, demonstrasi bisa gagal sehingga
dapat menyababkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk
mengahasilkan pertunjukkan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali
mencobanya terlebih dahulu sehingga dapat memakan waktu yang lama.
2. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan dan tempat
memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih
mahal dibandingkan dengan ceramah.
3. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru
yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih professional. Di
samping itu, demonstrasi juga memerlukan
kemauan dan mootivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran
siswa.
3) Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah suatu cara penyampaian pelajaran
oleh guru dengan jalan mengajukan pertanyaan dan murid menjawab. Metode ini
dimaksudkan untuk meninjau pelajaran yang lalu agar para murid memusatkan lagi
perhatiannya tentang sejumlah kemajuan yang telah dicapai sehingga dapat
melanjutkan pada pelajaran berikutnya dan untuk merangsang perhatian murid.
a. Kelebihan Metode Tanya Jawab
1. Siswa akan menjadi aktif dengan sendirinya.
2. Siswa tidak mengalami kebosanan karena dalam metode
tersebut melibatkan siswa.
3. Dapat memotivasi siswa untuk berani bertanya dan
menjawab.
b. Kekurangan Metode Tanya Jawab
1. Siswa yang tidak aktif cenderung tidak memperhatikan
materi yang disampaikan guru.
2. Metode ini tidak dapat berjalan dengan baik jika siswa
dominan pasif di dalam kelas.
3. Hanya membuang-buang waktu saja jika tidak mendapat respon
baik dari siswa.
B. METODE PEMBELAJARAN YANG BERPUSAT
PADA SISWA
1) Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok adalah cara pembelajaran dimana siswa
di dalam kelas dibagi dalam beberapa kelompok yang dipandang sebagai satu
kesatuan tersendiri untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditetapkan
untuk diselesaikan secara bersama.
Kelebihan Metode Kerja Kelompok:
a. Membiasakan siswa bekerjasama,
musyawarah, dan bertanggung jawab.
b. Menimbulkan kompetisi yang sehat
antar kelompok.
c. Guru dipermudah tugasnya karena
tugas kerja kelompok cukup pisampaikan kepada para ketua kelompok.
d. Ketua kelompok dilatih menjadi
pemimpin yang bertanggung jawab dan anggotanya dibiasakan patuh pada aturan
yang ada.
Kekurangan Metode Kerja Kelompok:
a. Sulit membentuk kelompok yang
homogen baik segi minat, bakat, prestasi, maupun intelegensi.
b. Pemimpin kelompok sering sukar
untuk memberikan pengertian kepada anggota, menjelaskan dan pembagian kerja.
c. Anggota kadang tidak mematuhi
tugas-tugas yang diberikan pemimpin kelompok.
d. Dalam menyelesaikan tugas, sering
menyimpang dari rencana karena kurang dikontrol oleh pemimpin kelompok dan
guru.
e. Sulit membuat tugas yang sama
sulit dan luasnya terutama bagi kerja kelompok yang komplementer.
Cara Mengatasi Kekurangan Metode Kerja Kelompok:
a. Mengkaji lebih terlebih dahulu
materi pelajaran dengan cermat, kemudian buat garis besar rincian tugasnya
untuk setiap kelompok agar bobot tugas tersebut sama beratnya.
b. Bimbingan dan pengawasan kepada
setiap kelompok harus dilakukan terus menerus.
c. Jumlah anggota dalam satu
kelompok jangan terlalu banyak.
d. Motivasi yang diberikan jangan
sampai menimbulkan persaingan antar kelompok yang kurang sehat.
2) Metode Karya Wisata
Metode karya wisata atau studi wisata sebagai metode
pembelajaran adalah siswa dibawah bimbingan guru mengunjungi tempat-tempat
tertentu dengan maksud mempelajari objek belajar yang terjadi ditempat
tersebut.
Kelebihan Metode Karya Wisata:
a. Siswa dapat belajar secara
langsung dilapangan sehingga pengetahuan yang diperoleh nyata, hidup, dan
bermakna.
b. Siswa dapat menemukan sendiri
jawaban dari masalah.
c. Motivasi dan minat belajar siswa
tinggi.
d. Guru diperingan tugasnya dalam
menyampaikan materi pelajaran, karena materi disampaikan oleh narasumber atau
observasi langsung oleh siswa sendiri.
e. Siswa aktif belajar melalui
observasi, wawancara, percobaan, dan menggolong-golongkan.
Kekurangan Metode Karya Wisata:
a. Memerlukan kesiapan yang
melibatkan banyak pihak.
b. Memerlukan waktu yang yang cukup
lama.
c. Memerlukan biaya yang relatif
tinggi.
d. Memerlukan pengawasan ketat agar
siswa fokus kepada tugasnya.
e. Laporan hasil karya wisata
biasanya diserahkan tidak tepat waktu.
Cara Mengatasi Kekurangan Metode Karya Wisata:
a. Tentukan secara jelas tugas-tugas
yang sewaktu karya wisata dan sesudah karya wisata.
b. Pilih waktu libur untuk
melaksanakan karya wisata.
c. Rencanakan pembiayaan jauh
sebelum karya wisata itu dilaksanakan.
d. Buat tata tertib pelaksanaan
karya wisata secara jelas dan dikomunikasikan secepatnya kepada siswa.
3) Metode Penemuan (Discovery)
Penemuan diartikan sebagai prosedur pembelajaran yang
mementingkan pembelajaran perseorangan, manipulasi objek, melakukan percobaan,
sebelum sampai ke generalisasi. Metode penemuan mengutamakan cara belajar siswa
aktif (CBSA).
Kelebihan Metode Penemuan:
a. Siswa belajar melalui proses
penemuan.
b. Pengetahuan yang diperoleh
melalui penemuan sangat kokoh.
c. Metode penemuan membangkitkan
gairah siswa dalam belajar.
d. Metode ini menyebabkan siswa
mengarahkan sendiri cara belajarnya sehingga ia merasa lebih terlibat dan
termotivasi sendiri untuk belajar.
e. Metode ini berpusat pada anak,
dan guru sebagai teman belajar atau fasilitator.
Kekurangan Metode Penemuan:
a. Metode ini mempersyaratkan kesiapan
mental, dalam arti siswa yang pandai akan memonopoli penemuan dan siswa yang
bodoh akan frustasi.
b. Metode ini kurang berhasil untuk
kelas besar karena habis guru untuk membantu siswa dalam kegiatan penemuan.
c. Metode ini terlalu mementingkan
untuk memperoleh pengertian, sebaliknya kurang memperhatikan diperolehnya sikap
dan ketrampilan.
d. Metode ini kurang memberi
kesempatan untuk berpikir kreatif karena pengertian-pengertian yang akan
ditemukan telah diseleksi oleh guru, begitu pula proses-prosesnya dibawah
pembinaannya.
Cara Mengatasi Kekurangan Metode Penemuan:
a. Bentuklah kelompok-kelompok kecil
yang anggotanya terdiri dari siswa pandai dan siswa kurang pandai, agar siswa
yang pandai bisa membimbing siswa yang kurang pandai.
b. Metode penemuan untuk IPA dapat
pula dilakukan diluar kelas sehingga tidak memerlukan fasilitas atau bahan yang
mahal.
c. Mulailah dengan penemuan terbimbing, kemudian jika siswa
sudah terbiasa dengan metode ini maka gunakanlah metode penemuan bebas, agar
siswa benar-benar dapat berkembang berpikir kreatifnya.
4) Metode Eksperimen
Eksperimen adalah percobaan untuk membuktikan suatu
pertanyaan atau hipotesis tertentu. Eksperimen dapat dilakukan pada suatu
laboratorium sedangkan metode eksperimen dalam pembelajaran dalah cara
penyajian bahan pembelajaran yang memungkinkan siswa melakukan percobaan untuk
membuktikan sendiri suatu pertanyaan atau hipotesi yang dipelajari.
Kelebihan Metode Eksperimen:
a. Membuat siswa percaya pada
kebenaran kesimpulan percobaannya sendiri daripada menurut cerita orang atau
buku.
b. Siswa aktif mengumpulkan fakta,
informasi atau data yang diperlukan melalui percobaan yang dilakukannya.
c. Dapat digunakan untuk
melaksanakan prosedur metode ilmiah dan berpikir ilmiah.
d. Hasil belajar dikuasai siswa
dengan baik dan tahan lama dalam ingatan.
Kekurangan Metode Eksperimen:
a. Memerluakn peralatan dan bahan
percobaan yang lengkap serta umumnya mahal.
b. Dapat menghambat lajunya
pembelajaran sebab metode eksperimen umumnya menggunakan waktu lama.
c. Kesalahan dalam eksperimen akan
berakibat pada kesalahan kesimpulannya.
d. Belum tentu semua guru dan siswa
menguasai metode eksperimen.
Cara mengatasi kekurangan metode eksperimen:
a. Guru harus menjelaskan secara
rinci hasil yang ingin dicapai dengan eksperimen.
b. Guru harus menjelaskan prosedur
eksperimen, bahan-bahan eksperimen yang diperlukan, peralatan yang diperlukan
dan cara penggunaannya, variable yang dikontrol, dan hal yang perlu dicatat
selama eksperimen.
c. Meminta setiap siswa melaporkan proses
dan hasil eksperimennya.
5) Metode Pembelajaran Unit
Metode pembelajaran unit adalah suatu cara pembelajaran
dimana siswa dan guru mrngarahkan segala kegiatannya pada suatu pemecahan
masalah yang dipelajari.
Kelebihan Metode Pembelajaran Unit:
a. Siswa dapat belajar secara
keseluruhan.
b. Pelajaran menjadi lebih berarti.
c. Situasi kelas lebih demokratis.
Kekurangan Metode Pembelajaran Unit:
a. Memilih pokok masalah yang akan
dijadikan unit bukan suatu pekerjaan yang mudah.
b. Melaksanakan pembelajaran unit
menuntut kecakapan sendiri.
c. Memerlukan ketekunan, pekerjaan
dan waktu yang lebih banyak.
d. Melibatkan banyak siswa maka
memerlukan biaya yang lebih banyak.
Cara Mengatasi Kekurangan Metode Pembelajaran unit:
a. Kesulitan dalam memilih pokok masalah
dapat diatasi dengan cara membentuk tim atau panitia.
b. Kesulitan guru karena dalam
pembelajaran unit diperlukan banyak waktu, energi dan biaya dapat diatasi
dengan mmanfaatkan waktu yang kosong dan biayanya bisa dengan iuran sedikit
demi sedikit mulai dari awalnya.
6) Metode Pembelajaran Dengan Modul
Modul adalah suatu paket pembelajaran yang membicarakan satu
satuan konsep tunggal mata pelajaran. Jadi yang dimaksud dengan Metode
pembelajaran modul merupakan salah satu bentuk dari bentuk-bentuk belajar
mandiri.
Kelebihan Metode Pembelajaran Dengan Modul:
a. Siswa aktif belajar secara
mandiri.
b. Meningkatkan kualitas hasil
belajar.
c. Siswa termotivasi untuk belajar
dengan sungguh-sungguh.
Kekurangan Metode Pembelajaran Dengan Modul:
a. Ikatan kelas renggang, belajar
bersama kurang, padahal motivasi belajar dipengaruhi oleh kebersamaan.
b. Kesulitan dalam menulis modul.
c. Pembelajaran dengan modul umumnya
kurang memperhatikan aspek perasaan.
d. Cenderung untuk memuat materi
yang banyak dalam modul, sehingga memberatkan siswa.
Cara mengatasi kekurangan matode pembelajaran dengan modul:
a. Perlu dibuat modul yang
penguasaannya dilakukan melalui diskusi atau kerja kelompok.
b. Modul harus disusun oleh orang
yang ahli bidang mata kuliah juga berpengalaman dalam menulis modul.
c. Materi harus disusun berdasarkan
kompetensi yang ingin dicapai.
d. Bahasa yang digunakan
hendaknya bahasa baku, yaitu bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar