Sabtu, 14 Mei 2016

PENGERTIAN, BENTUK, CONTOH, DAN IMPLIKASI SANDHANG SWARA

MAKALAH KELOMPOK
“SANDHANGAN SWARA”

Disusun guna Memenuhi Tugas Perkuliahan
Mata Kuliah Pendidikan Kebudayaan Daerah
Dosen Pengampu: Nur Eka Sari, S.Pd.


Description: C:\Documents and Settings\Ayu\My Documents\logo.jpg

Disusun oleh:
1.      Maesaroh Khayati                        (40212116)
2.      Subur Widadi                                (40212117)
3.      Dwi Mufliha                                  (40212120)
4.      Adi Surya Mahardika                  (40212121)
PGSD 3 Semester 5


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP ISLAM BUMIAYU
2014
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita tak pernah lepas dari apa yang dinamakan bahasa, khususnya bahasa daerah tempat kita tinggal. Bahasa berfungsi sebagai ciri khas dari suatu daerah tertentu yang dapat membedakan dari daerah lain dan juga bahasa sebagai komunikasi di dalam kehidupan.
Dalam pembelajaran Bahasa Jawa di sekolah dasar sering kita menjumpai materi tentang Aksara Jawa. Salah satu yang termasuk dari Aksara Jawa yakni, sandhangan swara.
Sandhangan swara adalah sandhangan yang digunakan sebagai pembentuk huruf konsonan yakni huruf  é, e, i, o, dan u.
Biasanya sandhangan swara digunakan untuk memperjelas suatu kalimat agar terdengar tidak sumbang. Yang termasuk ke dalam kelompok sandhangan swara adalah taling, pepet, wulu, taling tarung dan suku.
Kelima sandhangan tersebut merupakan komponen utamanya, terutama dalam materi sandhangan swara.
Sebagai seorang guru sudah barang tentu kita harus paham dan tahu cara mengimplementasikan sandhangan swara tersebut, selain sebagai tuntutan profesi juga untuk melestarikan budaya daerah setempat, khusunya budaya Jawa. Sebagai pondasi bagi anak-anak sekolah dasar.
1.2. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, kita akan membahas seputar sandhangan swara diantaranya sebagai berikut:
a)      Pengertian sandhang swara.
b)      Bentuk-bentuk sandhang swara.
c)      Contoh kalimat sandhang swara.
d)     Contoh kalimat dengan menggabungkan dari tiap bentuk-bentuk sandhang swara.
e)      Implikasi pembelajaran sandhangan swara.
1.3. Tujuan Penulisan
Dengan kita mempelajari sandhangan swara maka, tujuan yang hendak dicapai diantaranya:
a)      Kita akan belajar seputar sandhang swara, bentuk dan aplikasinya.
b)      Bisa di implementasikan nantinya pada sekolah dasar dan umum.
c)      Untuk memflashback wawasan kita yang terkadang suka lupa-lupa ingat akan materi bahasa jawa, khususnya “sandhangan swara”.















BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sandhangan Swara
Sandhangan swara adalah sandhangan yang berfungsi untuk merubah bunyi “a” pada setiap aksara carakan menjadi bunyi vokal selain “a”., yaitu “i”, “e”, “u”, “é”, dan “o”. Terdapat lima macam sandhangan swara yaitu wulu (i), pepet (e), suku(u), taling (é), dan taling tarung (o).
Sandhangan swara berfungsi untuk merubah bunyi vokal suatu aksara ngelegena/carakan jika dipasangkan dengan sandhang swara, sadhangan swara ada 5 buah yaitu:
1.      Wulu ( i )
Wulu di pakai untuk melambangkan vokal ( i ) dalam suatu kata. Biasanya wulu di tulis dibagian atas pada aksara jawa.
2.      Pepet ( e )
Pepet di pakai untuk melambangkan bunti ( e ) didalam suatu kata.
Pepet biasanya ditulis dibagian akhir pada aksara jawa.
3.      Suku  ( u )
Suku digunakan untuk melambangkan bunyi vokal ( u ) yang bergabung dengan bunyi konsonan didalam suatu kata atau vokal ( u ) yang tidak ditulis dengan aksara swara.
4.      Taling ( é )
Taling digunakan untuk melambangkan bunyi vokal ( é ) yang tidak ditulis dengan aksara swara yang bergabung dengan bunyi konsonan didalam suatu suku kata.
5.      Taling tarung  ( o )
Taling tarung digunakan untuk melambangkan bunyi ( o ) yang tidak ditulis dengan aksara swara ( o ) yang bergabung dengan bunyi konsonan didalam suatu suku kata.

2.2. Bentuk-Bentuk Sandhangan Swara
Sandhangan swara mempunyai lima bentuk, yakni taling,  pepet, wulu, taling tarung dan suku.

2.3. Contoh Kalimat Sandhangan Swara
Tuladha ukara kang ngangge sandhangan wulu
1.                  ciki             = ciki
2.                  kiri             = kiri
3.                  ciri             = ciri
4.                  miris          = miris\
5.                  pithik         = piqik\
6.                  kismin        = kisMin\
Tuladha ukara kang ngangge sandhangan pepet
1.                  cecek         = cecek\
2.                  merem       = merem\
3.                  pegel          = pegel\
4.                  gelem         =  gelem\
5.                  serem         =  serem\
Tuladha ukara kang ngangge sandhangan suku
1.                  dukuh        =  fukuh
2.                  susu           = susu
3.                  bubur         = bubu/
4.                  cucur         = cucu/
5.                  umur          = aumu/
6.                  tuku           = tuku
Tuladha ukara kang ngangge sandhangan taling
1.                  lélé             = [l[l
2.                  pépé           = [p[p
3.                  bébék         = [b[bk\
4.                  gégér         = [g[g/
5.                  pélét           = [p[lt\
Tuladha ukara kang ngangge sandhangan taling tarung
1.      bobo                = [bo[bo
2.      coro                 = [co[ro
3.      soto                  = [so[to
4.      kodhok             = [ko[dok\
5.      goroh               = [go[roh
6.      bocor               = [bo[co/


2.4. Kolaborasi dari Beberapa Komponen Sandhangan Swara
1.      tuku soto kari saté ning bakul baso
tuku[so[tokris[tni=bkulB[so
2.      kumpulan bocah apik-apik
kumPul[nBochapikHpik\
2.5. Implikasi Pembelajaran Sandhangan Swara
Adapun implikasi dari mempelajari tentang sandhangan swara antara lain:
1.      Mempermudah siswa dalam mengubah bunyi vokal pada aksara carakan.
  1. Membantu siswa dalam memahami berbagai bentuk bunyi vokal yang ada pada aksara jawa.
  2. Membantu siswa untuk mudah membedakan bunyi vokal.
  3. Agar siswa teliti untuk menulis berbagai vokal pada aksara jawa.
  4. Melatih ketelitian siswa.









BAB III
PENUTUP

3.1. Simpulan
Sandhangan swara merupakan komponen dari aksara jawa, yang umumnya membahas seputar kelima bagian-bagiannya yakni taling, suku, wulu, pepet dan taling tarung. Kelimanya adalah satu-kesatuan yang menyusun sandhangan swara.
Dari kelimanya juga bisa membentuk suatu kalimat yang utuh, sehingga orang akan mudah memahaminya. Dari ketiga bagian-bagiannya juga bisa kita kolaborasikan menjadi sebuah kalimat-kalimat tertentu yang mempunyai maksud dan tujuan.
Sandhangan swara digunakan untuk mengubah vokal huruf dasar (dentawyjana) dan huruf pasangan.
Semoga dengan dibuatnya makalah ini, kami sebagai penulis dapat belajar lagi mengenai dunia bahasa Jawa khusunya “sandhangan swara”, serta semoga dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan kami pada khususnya.
Kami ucapkan Alhamdulilah dengan terselesaikannya makalah ini.











DAFTAR PUSTAKA


Moh. Syamsul Hidayati, S.Pd - Memetri Bahasa Jawa-Pen. Apollo-Surabaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar