MAKALAH KELOMPOK
“SANDHANGAN SWARA”
Disusun guna Memenuhi Tugas Perkuliahan
Mata Kuliah Pendidikan Kebudayaan Daerah
Dosen Pengampu: Nur Eka Sari, S.Pd.
Disusun oleh:
1.
Maesaroh
Khayati (40212116)
2.
Subur
Widadi (40212117)
3.
Dwi
Mufliha (40212120)
4.
Adi
Surya Mahardika (40212121)
PGSD 3 Semester 5
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP ISLAM BUMIAYU
2014
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam
kehidupan sehari-hari kita tak pernah lepas dari apa yang dinamakan bahasa,
khususnya bahasa daerah tempat kita tinggal. Bahasa berfungsi sebagai ciri khas
dari suatu daerah tertentu yang dapat membedakan dari daerah lain dan juga
bahasa sebagai komunikasi di dalam kehidupan.
Dalam
pembelajaran Bahasa Jawa di sekolah dasar sering kita menjumpai materi tentang
Aksara Jawa. Salah satu yang termasuk dari Aksara Jawa yakni, sandhangan swara.
Sandhangan
swara adalah sandhangan yang digunakan sebagai pembentuk huruf konsonan yakni
huruf é, e, i, o, dan u.
Biasanya
sandhangan swara digunakan untuk memperjelas suatu kalimat agar terdengar tidak
sumbang. Yang termasuk ke dalam kelompok sandhangan swara adalah taling, pepet,
wulu, taling tarung dan suku.
Kelima
sandhangan tersebut merupakan komponen utamanya, terutama dalam materi sandhangan
swara.
Sebagai
seorang guru sudah barang tentu kita harus paham dan tahu cara
mengimplementasikan sandhangan swara tersebut, selain sebagai tuntutan profesi
juga untuk melestarikan budaya daerah setempat, khusunya budaya Jawa. Sebagai
pondasi bagi anak-anak sekolah dasar.
1.2. Rumusan Masalah
Dalam
makalah ini, kita akan membahas seputar sandhangan swara diantaranya sebagai
berikut:
a) Pengertian
sandhang swara.
b) Bentuk-bentuk
sandhang swara.
c) Contoh
kalimat sandhang swara.
d) Contoh
kalimat dengan menggabungkan dari tiap bentuk-bentuk sandhang swara.
e) Implikasi
pembelajaran sandhangan swara.
1.3. Tujuan Penulisan
Dengan
kita mempelajari sandhangan swara maka, tujuan yang hendak dicapai diantaranya:
a) Kita
akan belajar seputar sandhang swara, bentuk dan aplikasinya.
b) Bisa
di implementasikan nantinya pada sekolah dasar dan umum.
c) Untuk
memflashback wawasan kita yang terkadang suka lupa-lupa ingat akan materi
bahasa jawa, khususnya “sandhangan swara”.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Sandhangan
Swara
Sandhangan
swara adalah sandhangan yang berfungsi untuk merubah bunyi “a” pada setiap
aksara carakan menjadi bunyi vokal selain “a”., yaitu “i”, “e”, “u”, “é”, dan
“o”. Terdapat lima macam sandhangan swara yaitu wulu (i), pepet (e), suku(u),
taling (é), dan taling tarung (o).
Sandhangan
swara berfungsi untuk merubah bunyi vokal suatu aksara ngelegena/carakan jika
dipasangkan dengan sandhang swara, sadhangan swara ada 5 buah yaitu:
1. Wulu
( i )
Wulu
di pakai untuk melambangkan vokal ( i ) dalam suatu kata. Biasanya wulu di
tulis dibagian atas pada aksara jawa.
2. Pepet
( e )
Pepet
di pakai untuk melambangkan bunti ( e ) didalam suatu kata.
Pepet
biasanya ditulis dibagian akhir pada aksara jawa.
3. Suku ( u )
Suku
digunakan untuk melambangkan bunyi vokal ( u ) yang bergabung dengan bunyi
konsonan didalam suatu kata atau vokal ( u ) yang tidak ditulis dengan aksara
swara.
4. Taling
( é )
Taling
digunakan untuk melambangkan bunyi vokal ( é ) yang tidak ditulis dengan aksara
swara yang bergabung dengan bunyi konsonan didalam suatu suku kata.
5. Taling
tarung ( o )
Taling
tarung digunakan untuk melambangkan bunyi ( o ) yang tidak ditulis dengan
aksara swara ( o ) yang bergabung dengan bunyi konsonan didalam suatu suku
kata.
2.2. Bentuk-Bentuk Sandhangan
Swara
Sandhangan
swara mempunyai lima bentuk, yakni taling,
pepet, wulu, taling tarung dan suku.
2.3. Contoh Kalimat
Sandhangan Swara
Tuladha ukara
kang ngangge sandhangan wulu
1.
ciki = ciki
2.
kiri = kiri
3.
ciri = ciri
4.
miris = miris\
5.
pithik = piqik\
6.
kismin = kisMin\
Tuladha ukara
kang ngangge sandhangan pepet
1.
cecek = cecek\
2.
merem = merem\
3.
pegel = pegel\
4.
gelem = gelem\
5.
serem = serem\
Tuladha ukara kang ngangge sandhangan suku
1.
dukuh = fukuh
2.
susu = susu
3.
bubur = bubu/
4.
cucur = cucu/
5.
umur = aumu/
6.
tuku = tuku
Tuladha ukara
kang ngangge sandhangan taling
1.
lélé = [l[l
2.
pépé = [p[p
3.
bébék = [b[bk\
4.
gégér = [g[g/
5.
pélét = [p[lt\
Tuladha ukara
kang ngangge sandhangan taling tarung
1.
bobo = [bo[bo
2.
coro = [co[ro
3.
soto = [so[to
4.
kodhok = [ko[dok\
5.
goroh = [go[roh
6.
bocor = [bo[co/
2.4. Kolaborasi dari
Beberapa Komponen Sandhangan Swara
1.
tuku
soto kari saté ning bakul baso
tuku[so[tokris[tni=bkulB[so
2. kumpulan
bocah apik-apik
kumPul[nBochapikHpik\
2.5. Implikasi Pembelajaran
Sandhangan Swara
Adapun
implikasi dari mempelajari tentang sandhangan swara antara lain:
1. Mempermudah
siswa dalam mengubah bunyi vokal pada aksara carakan.
- Membantu siswa dalam memahami
berbagai bentuk bunyi vokal yang ada pada aksara jawa.
- Membantu siswa untuk mudah
membedakan bunyi vokal.
- Agar siswa teliti untuk
menulis berbagai vokal pada aksara jawa.
- Melatih ketelitian siswa.
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Sandhangan
swara merupakan komponen dari aksara jawa, yang umumnya membahas seputar kelima
bagian-bagiannya yakni taling, suku, wulu, pepet dan taling tarung. Kelimanya
adalah satu-kesatuan yang menyusun sandhangan swara.
Dari
kelimanya juga bisa membentuk suatu kalimat yang utuh, sehingga orang akan
mudah memahaminya. Dari ketiga bagian-bagiannya juga bisa kita kolaborasikan
menjadi sebuah kalimat-kalimat tertentu yang mempunyai maksud dan tujuan.
Sandhangan
swara digunakan untuk mengubah vokal huruf dasar (dentawyjana) dan huruf
pasangan.
Semoga
dengan dibuatnya makalah ini, kami sebagai penulis dapat belajar lagi mengenai
dunia bahasa Jawa khusunya “sandhangan swara”, serta semoga dapat bermanfaat
bagi pembaca pada umumnya dan kami pada khususnya.
Kami
ucapkan Alhamdulilah dengan terselesaikannya makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Moh. Syamsul
Hidayati, S.Pd - Memetri Bahasa Jawa-Pen. Apollo-Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar