ARTIKEL
MENENTUKAN JENIS STRATEGI PEMBELAJARAN
DISUSUN
GUNA MEMENUHI TUGAS PERKULIAHAN
MATA
KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR
Dosen
Pengampu: Bu Mujayaroh, M.Pd
Disusun
Oleh:
1.
Maesaroh Khayati (40212116)
2.
Hikmatul Aeni (40212108)
3.
Feri Indriastuti (40212107)
4.
Thya Sofia (40212099)
5.
Riva Azizah (40212095)
6.
Lukman (40212114)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP
ISLAM BUMIAYU
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Belajar bukan hanya menghafal dan
bukan pula mengingat, tetapi belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan
adanya perubahan pada diri siswa. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat
ditunjukan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan pengetahuanya, sikap dan
tingkah laku ketrampilan, kecakapanya, kemampuannya, daya reaksinya dan daya
penerimaanya. Jadi belajar
adalah suatu proses yang aktif, proses mtereaksi terhadap semua situasi yang
ada pada siswa. Belajar merupakan suatu proses yang diarahkan pada suatu
tujuan, proses berbuat melalui situasi yang ada pada siswa.
Belajar
mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif.Nilai edukatif mewarnai
interaksi yang terjadi antara guru dengan peserta didik.Interaksi yang bernilai
edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan diarahkan untuk
mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan.
Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis.
BAB II
PEMBAHASAN
Strategi pembelajaran ekspositori
adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi
secara verbal dari seorang guru kepada siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan
pembelajaran
yang berorientasi kepada guru, dikatakan demikian sebab dalam strategi ini guru
memegang peranan yang sangat penting atau dominan.
Ausubel mengemukan dua prinsip
penting dalam metode ekspositoris yang perlu diperhatikan dalam penyajian
materi pembelajaran bagi siswa, yaitu:
1. Prinsip diferensiasi progresif, yang
menyatakan bahwa dalam penyajian pembelajaran bagi siswa, materi, informasi atau gagasan yang bersifat
paling umum disajikan lebih dahulu dan baru sesudah itu disajikan materi,
informasi atau gagasan yang lebih detail (terdiferensiasi). Prinsip ini
didasarkan pada pandangan Ausubel bahwa cara belajar yang efektif adalah cara
belajar yang mengupayakan adanya pemahaman terhadap struktur dari materi yang
dipelajari.
2. Prinsip
rekonsiliasi integrative, yang menyatakan bahwa materi atau informasi yang baru
dipelajari perlu direkonsiliasikan dan diintegrasikan dengan materi yang sudah
lebih dulu dipelajari, sehingga setiap materi yang baru terkait dengan materi
yang telah dipelajari sebelumnya.
Dimyati dan Mudjiono (1999:172)
mengatakan metode ekspositori adalah memindahkan pengetahuan, keterampilan, dan
nilai-nilai kepada siswa. Peranan guru yang penting yaitu :
a) Menyusun program pembelajaran,
b) Memberi informasi yang benar,
c) Pemberi fasilitas yang baik,
d) Pembimbing siswa dalam
perolehan informasi yang benar,
e) Penilai perolehan informasi.
Sedangkan peranan siswa yaitu:
a) Pencari informasi yang benar,
b) Pemakai media dan sumber yang
benar,
c) Menyelesaikan tugas dengan penilaian guru.
Dalam
strategi ini,
guru menyajikan materi dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi,
sistematis, dan lengkap sehingga peserta didik tinggal menyimak dan mencernanya
saja secara tertib dan teratur. Secara garis besar prosedurnya adalah:
1.
preparasi. Guru mempersiapkan (preparasi) bahan selengkapnya secara sistematis
dan rapi.
2.
apersepsi. Guru bertanya atau memberikan uraian singkat untuk mengarahkan
perhatian peserta didik kepada materi yang akan diajarkan.
3.
presentasi. Guru menyajikan bahan dengan cara memberikan ceramah atau menyuruh
anak didik untuk membaca bahan yang telah disiapkan dari buku teks tertentu
atau yang ditulis guru sendiri.
4.
resitasi. Guru bertanya dan peserta didik menjawab sesuai dengan bahan yang
dipelajari atau peserta didik disuruh menyatakan kembali dengan kata-kata
sendiri (resitasi) tentang pokok-pokok masalah yang telah dipelajari, baik yang
dipelajari secara lisan maupun tulisan.
Dengan menggunakan strategi
ekspositori terdapat beberapa keunggulan dan kelemahan di dalam
menggunakan strategi ini, yaitu:
1. Keunggulan Strategi Ekspositori
a) Dengan strategi pembelajaran ekspositori guru bisa
mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, dengan demikian guru dapat mengetahui sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang
disampaikannya.
b) Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi
pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar
terbatas.
c) Melalui strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat
mendengar melalui penuturantentang suatu materi pelajaran juga sekaligus siswa
bisa melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).
d) Strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah siswa
dan ukuran kelas yang besar.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam strategi
ekspositori ini dilakukan melalui metode ceramah, namun tidak berarti proses penyampaian materi tanpa tujuan
pembelajaran.Karena itu sebelum strategi ini diterapkan terlebih dahulu guru
harus merumuskan tujuanpembelajaran secara jelas dan terukur.Hal ini sangat
penting untuk dipahami,
karena tujuan yang spesifik memungkinkan untuk bisa mengontrol efektivitas
penggunaan strategi pembelajaran.
2. Kelemahan Strategi Ekspositori
a) Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan
terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik,
untuk siswa yang tidak memiliki kemampuan seperti itu perlu digunakan strategi
yang lain.
b) Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu
baik perbedaan kemampuan, pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya
belajar.
c) Strategi ini lebih banyak diberikan melalui ceramah sehingga akan sulit mengembangkan kemampuan
siswa dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan
berpikir kritis.
d) Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori sangat
tergantung kepada apa yang dimiliki guru seperti persiapan, pengetahuan, rasa
percaya diri, semangat, antusiasme, motivasi dan berbagai kemampuan seperti
kemampuan bertutur (berkomunikasi) dan kemampuan mengelola kelas, tanpa itu
sudah pasti proses pembelajaran tidak mungkin berhasil.
e) Gaya komunikasi strategi pembelajaran lebih banyak terjadi
satu arah sehingga kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa sangat terbatas.
Di samping itu, komunikasi satu arah bisa mengakibatkan pengetahuan yang
dimiliki siswa akan terbatas pada apa yang diberikan guru.
B. Strategi Pembelajaran Discovery
(Penemuan)
Strategi
pembelajaran discovery atau penemuan diartikan sebagai prosedur pembelajaran yang mementingkan
pembelajaran perseorangan, manipulasi objek, melakukan percobaan, sebelum
sampai ke generalisasi. Metode penemuan mengutamakan cara belajar siswa aktif
(CBSA).
Bell (1978) mengemukakan beberapa
tujuan spesifik dari pembelajaran dengan penemuan, yakni sebagai berikut:
a) Dalam penemuan siswa memiliki
kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Kenyataan menunjukan
bahwa partisipasi banyak siswa dalam pembelajaran meningkat ketika penemuan
digunakan.
b) Melalui pembelajaran dengan
penemuan, siswa belajar menemukan pola dalam situasi konkrit mauun abstrak,
juga siswa banyak meramalkan (extrapolate) informasi tambahan yang
diberikan
c) Siswa juga belajar merumuskan
strategi tanya jawab yang tidak rancu dan menggunakan tanya jawab untuk
memperoleh informasi yang bermanfaat dalam menemukan.
d) Pembelajaran dengan penemuan
membantu siswa membentuk cara kerja bersama yang efektif, saling membagi
informasi, serta mendengar dan mneggunakan ide-ide orang lain.
e) Terdapat beberapa fakta yang
menunjukan bahwa keterampilan-keterampilan, konsep-konsep dan prinsip-prinsip
yang dipelajari melalui penemuan lebih bermakna.
f) Keterampilan
yang dipelajari dalam situasi belajar penemuan dalam beberapa kasus, lebih
mudah ditransfer untuk aktifitas baru dan diaplikasikan dalam situasi belajar
yang baru.
Dalam
sistem belajar mengajar ini, guru menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuk
yang final, tetapi anak didik diberi peluang untuk mencari dan menemukannya
sendiri dengan mempergunakan teknik pendekatan pemecahan masalah. Secara garis besar prosedurnya adalah sebagai
berikut:
1.
simulation. Guru mulai bertanya dengan mengajukan persoalan atau menyeluruh,
peserta didik membaca atau mendengarkan uraian yang memuat permasalahan.
2.
problem statement. Peserta didik diberi kesempatan mengidentifikasi berbagai
permasalahan.Sebagian besar memilihnya yang dipandang paling menarik dan
fleksibel untuk dipecahkan.Permasalahan yang dipilih itu selanjutnya harus
dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, atau hipotesis, yakni pernyataan
(statement) sebagai jawaban sementara atas jawaban yang diajukan.
3.
data collection. Untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya
hipotesis ini, anak diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai
informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan
narasumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
4.
data processing. Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dan
sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi bahkan bila
perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan
tertentu.
5.
verification atau pembuktian. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau
informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya
itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak.
6.
generalization. Tahap selanjutnya berdasarkan hasil verifikasi tadi, anak didik
belajar menarik kesimpulan atau generalisasi tertentu.
Dengan menggunakan strategi
discovery terdapat beberapa keunggulan dan kelemahan di dalam
menggunakan strategi ini, yaitu:
1. Keunggulan Strategi
Pembelajaran Discovery
a) Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah
(problem solving).
b) Dapat meningkatkan motivasi.
c) Mendorong keterlibatan keaktifan
siswa.
d) Siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Sebab ia
berpikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir.
e) Menimbulkan rasa puas bagi siswa. Kepuasan batin ini
mendorong ingin melakukan penemuan lagi sehingga minat belajarnya meningkat.
f) Siswa akan dapat mentransfer
pengetahuannya keberbagai konteks.
g) Melatih siswa belajar mandiri.
2. Kelemahan Strategi
Pembelajaran Discovery
a) Guru merasa gagal mendeteksi masalah dan adanya kesalah
fahaman antara guru dengan siswa.
b) Menyita waktu banyak. Guru dituntut mengubah kebiasaan
mengajar yang umumnya sebagai pemberi informasi menjadi fasilitator, motivator,
dan pembimbing siswa dalam belajar. Untuk seorang guru ini bukan pekerjaan yang
mudah karena itu guru memerlukan waktu yang banyak.Dan sering kali guru merasa
belum puas kalau tidak banyak memberi motivasi dan membimbing siswa belajar
dengan baik.
c) Menyita pekerjaan guru.
d) Tidak semua siswa mampu
melakukan penemuan.
e) Tidak berlaku untuk semua topik atau bahasan.
Strategi pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada
proses berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri
jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri
biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi
pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristik,yang berasal dari
bahasa Yunani yaitu heuriskein yang berarti “saya menemukan”.Strategi pembelajaran inquiry merupakan bentuk dari pendekatan
pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered approach).
Dikatakan demikian karena dalam strategi ini siswa memegang peran yang sangat
dominan dalam proses pembelajaran. Dengan menggunakan strategi
inquiry terdapat beberapa keunggulan dan
kelemahan di dalam menggunakan strategi ini, yaitu:
1. Keunggulan Strategi Pembelajaran Inquiry
a) Strategi pembelajaran inquiry merupakan strategi pembelajaran
yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik
secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih
bermakna.
b) Mampu memberikan ruang kepada siswa untuk dapat belajar sesuai dengan gaya belajar
mereka.
c) Strategi pembelajaran inquiry merupakan strategi yang
dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah
proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
d) Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di
atas rata-rata, artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar baik tidak akan
terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
2. Kelemahan Strategi Pembelajaran Inquiry
a) Jika strategi pembelajaran inquiry sebagai strategi
pembelajaran, maka akan sulit terkontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
b) Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran karena
terbentuk dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
c) Kadang dalam
mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru
sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
d) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh
kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka strategi pembelajaran inquiry
akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran inquiry ini menekankan
kepada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara
langsung, peran siswa dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri
materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan membimbing
siswa untuk belajar.
C. Strategi Pembelajaran Kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar
yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada empat unsur penting dalam
strategi pembelajaran kooperatif yaitu: (a) adanya peserta dalam
kelompok, (b) adanya aturan kelompok, (c) adanya upaya belajar setiap kelompok,
dan (d) adanya tujuan yang harus dicapai dalam kelompok belajar..
Strategi pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan
sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang
mempunyai latarbelakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang
berbeda (heterogen), sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap
kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok tersebut
menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan.
Contoxtual Teaching Learning (CTL) adalah konsep belajar
yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia
nyata siswa yang mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan
dan keterampilan siswa dapat diperoleh dari usaha siswa mengkontruksikan
sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika siswa itu belajar.
1. Keunggulan
Strategi Pembelajaran CTL:
a) Belajar menjadi lebih
bermakana dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan
antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata.
b)
Pembelajaran
lebih produktif dan mampu menumpuhkan penguatan konsep kepada siswa karena
pembelajaran CTL menganut aliran kontruktinisme: dimana seorang siswa
diharapkan belajar melalui “ mengalami” bukan “ menghafal”.
2. Kelemahan Strategi Pembelajaran CTL:
a) Guru lebih intensif dalam membimbing karena dalam CTL guru tidak
lagi berperan sebagai pusat informasi
b)
Tugas
guru hanya sebatas mengelola
sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan pengetahuan dan ketrampilan
yang baru bagi siswa.
Perbedaan Pendekatan Kontekstual
dengan Pendekatan Tradisional
No
|
PENDEKATAN
CTL
|
PENDEKATAN
TRADISIONAL
|
1
|
Siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran
|
Siswa adalah penerima informasi secara pasif
|
2
|
Siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi,
saling mengoreksi.
|
Siswa belajar secara individual
|
3
|
Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata dan atau
yang disimulasikan
|
Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis
|
4
|
Perilaku dibangun atas dasar kesadaran diri
|
Perilaku dibangun atas dasar kebiasaan
|
5
|
Keterampilan dikembangkan atas dasar pemahaman
|
Keterampilan dikembangkan atas dasar latihan
|
6
|
Hadiah untuk perilaku baik adalah kepuasan diri
|
Hadiah untuk perilaku baik adalah pujian (angka) rapor
|
7
|
Seseorang tidak melakukan yang jelek karena dia sadar hal
itu keliru dan merugikan
|
Seseorang tidak melakukan yang jelek karena dia takut
hukuman
|
8
|
Bahasa diajarkan dengan pendekatan komunikatif, yakni
siswa diajak menggunakan bahasa dalam konteks nyata
|
Bahasa diajarkan dengan pendekatan struktural: rumus
diterangkan sampai paham kemudian dilatihkan
|
9
|
Pemahaman siswa dikembangkan atas dasar yang sudah ada
dalam diri siswa
|
Pemahaman ada di luar siswa, yang harus diterangkan,
diterima, dan dihafal
|
10
|
Siswa menggunakan kemampuan berfikir kritis, terlibat
dalam mengupayakan terjadinnya proses pembelajaran yang efektif, ikut
bertanggung jawab atas terjadinya proses pembelajaran yang efektif dan
membawa pemahaman masing-masing dalam proses pembelajaran
|
Siswa secara pasif menerima rumusan atau pemahaman
(membaca, mendengarkan, mencatat, menghafal) tanpa memberikan kontribusi ide
dalam proses pembelajaran
|
11
|
Pengetahuan yang dimiliki manusia dikembangkan oleh
manusia itu sendiri. Manusia diciptakan atau membangun pengetahuan dengan
cara memberi arti dan memahami pengalamannya
|
Pengetahuan adalah penangkapan terhadap serangkaian fakta,
konsep, atau hukum yang berada di luar diri manusia
|
12
|
Karena ilmu pengetahuan itu dikembangkan oleh manusia
sendiri, sementara manusia selalu mengalami peristiwa baru, maka
pengetahuan itu selalu berkembang.
|
Bersifat absolut dan bersifat final
|
13
|
Siswa diminta bertanggung jawab memonitor dan
mengembangkan pembelajaran mereka masing-masing
|
Guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran
|
14
|
Penghargaan terhadap pengalaman siswa sangat diutamakan
|
Pembelajaran tidak memperhatikan pengalaman siswa
|
15
|
Hasil belajar diukur dengan berbagai cara : proses,
bekerja, hasil karya, penampilan, rekaman, tes, dll.
|
Hasil belajar hanya diukur dengan hasil tes
|
16
|
Pembelajaran terjadi di berbagai tempat, konteks dan
setting
|
Pembelajaran hanya terjadi dalam kelas
|
17
|
Penyesalan adalah hukuman dari perilaku jelek
|
Sanksi adalah hukuman dari perilaku jelek
|
18
|
Perilaku baik berdasar motivasi intrinsik
|
Perilaku baik berdasar motivasi ekstrinsik
|
19
|
Berbasis pada siswa
|
Berbasis pada guru
|
20
|
Seseorang berperilaku baik karena ia yakin itulah yang
terbaik dan bermanfaat
|
Seseorang berperilaku baik karena dia terbiasa melakukan
begitu. Kebiasaan ini dibangun dengan hadiah yang menyenangkan
|
BAB III
PENUTUP
Jenis strategi
pembelajaran ada lima, yaitu strategi pembelajaran ekspositori, discovery,
inquiry, kooperatif dan CTL.
Strategi
pembelajaran ekspositori adalah
strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara
verbal dari seorang guru kepada siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.
Strategi
pembelajaran discovery diartikan
sebagai prosedur pembelajaran yang mementingkan pembelajaran perseorangan,
manipulasi objek, melakukan percobaan, sebelum sampai ke generalisasi.
Strategi pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada
proses berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri
jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
Strategi pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar
yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Strategi Pembelajaran Kontekstual /Contextual
Teaching Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu
guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa
yang mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa secara umum tidak
ada satu strategi pembelajaran yang dianggap lebih baik dibandingkan dengan
strategi pembelajaran yang lain, baik tidaknya suatu strategi pembelajaran bisa dilihat dari efektif tidaknya strategi
tersebut dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Djamarah,
Syaiful Bahri & Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
2. Hannypoeh.(2011).[online].Tersedia: http://hannypoeh.wordpress.com/2011/12/18/metode-ekspositori/. 14
Juli 2012.
3. Elvira-yunita-utami.Penerapan
Metode Dicsovery Learning pada Pembelajaran Matematika dalam
Usaha Peningkatan Motivasi Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII SMP Neg 2
Pengasih Kabupatan.Kulon Progo. Tersedia: http-3A-2Findex-of-ppt.com-2FMetode-2Pembelajaran-2FDiscovery-2FLearning-2F
Tidak ada komentar:
Posting Komentar